The Princess First Love part 5

Author             : IrMa0430yes

Casts               : 2PM, Wooyoung, Miss A, Min, T-ara, Jiyeon, FT Island, Hongki
Tittle                : The Princess’ First Love
Genre              : Romance
Rating                         : PG+17
Disclaimer       : Nama diatas milik mereka sendiri, saya hanya memiliki ceritanya, cerita ini terinspirasi dari imajinasi saya sendiri. Cerita ini pernah saya post di

ooOoo

Part 5 : Lee Min Young
Author’s POV
Wooyoung menghela nafas lagi, sejak kejadian seminggu yang lalu ia masih belum bisa menghubungi Jiyeon.
Member T-ara yang lain juga tidak mau memberi tahu keadaan Jiyeon sekarang, yang Wooyoung tahu, setiap kali T-ara muncul diacara musik, Jiyeon tidak pernah ada.
Harapan Wooyoung hanya tinggal satu, yaitu Gayo Daejun yang akan diadakan 2 minggu lagi, diacara itu dia yakin bisa bertemu dengan Jiyeon dan menjelaskan semuanya.
“Uyong-ah, kemari” panggil Junho dari celah pintu kamarnya
“wae?”
“ppali! Kau harus melihat ini”
Secepat kilat Wooyoung melompat dari tempat tidurnya, pikirannya melayang mengingat berita waktu itu, apakah sekarang ada berita baru lagi? Pikirnya.
Junsu dan Nichkhun sedang duduk didepan TV saat Wooyoung sampai dibawah, mereka semua menoleh dengan wajah prihatin pada Wooyoung.
“wae?” tanyanya bingung “apa aku kena skandal lagi?”
“bukan skandal Wooyoung-ah, tapi ini berita tentang Min. Coba kau lihat”
Min? Nama itu sudah jarang muncul dibenaknya akhir-akhir ini, tapi tiap kali mendengar nama itu, jantung Wooyoung tetap berdebar kencang.
“wae? Min kenapa?”
Wooyoung melangkahkan kakinya mendekat kearah Junsu dan Nichkhun, Nichkhun mengeraskan volume TV agar mereka semua bisa mendengar dengan jelas.
‘Lee Min Young, personel Miss A yang baru-baru ini dikabarkan dekat dengan personel 2PM Jang Wooyoung semalam mengalami kekerasan dari anti-fans yang menamakan diri mereka WooYeon, yang notabene adalah fans dari pasangan Jang Wooyoung dan Park Jiyeon T-ara. Rupanya skandal kedekatan Min dengan Wooyoung telah membuat geram fans sehingga nekat melakukan kekerasan pada Min. Kekerasan tersebut terjadi seusai Miss A menghadiri program musik Inkigayo kemarin. Kabar yang beredar mengatakan bahwa Min mengalami luka akibat pukulan benda tumpul, member Miss A yang lain juga mengalami memar-memar. Sampai saat ini belum ada keterangan lebih lanjut mengenai kasus ini baik dari pihak Miss A maupun JYP Entertainment tempat Miss A bernaung. Bahkan Lee Hongki FT Island yang merupakan kekasih dari Min juga masih belum bisa dihubungi wartawan hingga sekarang.’
Nichkhun mematikan TV dan menatap cemas kearah Wooyoung, begitu pula dengan Junsu dan Junho, mereka tahu kalau Wooyoung pasti akan menyalahkan dirinya sendiri karena masalah ini.
Wooyoung tiba-tiba berlari menuju kamarnya dan kembali dalam keadaan memakai jaket kulit dan sebuah helm hitam.
“hyung, aku pinjam motormu”
Ucapnya kepada Nichkhun lalu pergi.
ooOoo
Wooyoung’s POV
Kutarik lagi gas motor itu sampai batasnya, jalan raya itu tak lagi terasa menakutkan ataupun ramai dimataku, tujuanku sekarang adalah untuk bisa sampai disana.
Seperti yang kuduga, beberapa wartawan berdiri didepan dorm Miss A, untungnya aku berhenti disebuah gang dekat situ.
Kuputar kembali motorku memasuki sebuah gang didekatku yang menuju belakang dorm Miss A, sebuah jalan yang dulu kutemukan saat mengikuti Min pulang secara diam-diam.
Kutekan hpku dengan nomor Fei noona, aku yakin dia pasti mau membukakan pintu untukku saat ini.
Aku menunggu, tapi telponku masih belum dijawab juga. Sambil memandangi sebuah pagar tinggi dihadapanku, pikiranku melayang pada kejadian 2 tahun lalu.
Flashback…
Hpku berbunyi, Fei noona menelponku tengah malam begini untuk apa? Tanyaku pada diriku sendiri.
“yeobosseyo?”
“Uyong-ah, kau tahu Min dimana?”
“Min? molla, wae?”
“dia masih belum pulang sampai sekarang, hari ini dia dimarahi oleh PD-nim dan dia kabur begitu saja”
“anak itu, masih belum berubah”
“kalau dia tidak pulang sekarang, dia akan terkena masalah yang lebih besar Uyong-ah”
“masalah yang lebih besar?”
“iya, PD-nim baru saja menelponku. Katanya sejam lagi dia akan datang kesini untuk berbicara pada kami, eothoekae?”
“aku akan mencarinya noona, kau terus saja menghubunginya, kabari aku terus”
“oh, gomawo Uyong-ah”
Kunaiki motor Taecyeon hyung yang kebetulan malam ini tak digunakannya, aku bilang akan membeli makanan dan mereka semua langsung setuju aku meminjam motor Tacyeon hyung.
Tujuanku hanya ada satu, sebuah klub malam yang biasa menjadi tempat Min berkumpul dengan teman-teman Amerika nya.
Seperti yang kuduga, begitu aku masuk kedalam, aku bisa langsung menemukannya ditempat yang paling pojok dengan beberapa laki-laki mengelilinginya.
“Min-ah, ayo kita pulang” ajakku
Wajahnya terkejut begitu melihatku, tapi ia sama sekali tidak melawan saat aku menariknya keluar dari tempat mengerikan itu.
“pakai helm ini, kita harus cepat”
“waeyo?”
“ah, kau tidak minum kan?”
“ani, wae?”
“baguslah kalau begitu, ayo naik”
Ia menghela nafas dan tidak naik kemotor, aku menoleh padanya kebingungan
“wae?”
“itulah pertanyaanku yang sejak tadi tak kau jawab” ucapnya dengan wajah kesal
“aah, itu. Mian, kita sedang buru-buru, jadi aku lupa menjelaskannya. Jinyoung hyung akan datang ke dorm kalian dalam waktu kira-kira setengah jam lagi, makanya kau harus pulang sekarang”
“MWO? Kenapa tidak bilang dari tadi, ayo cepat”
Ia melompat naik kemotor, membuatku hampir kehilangan keseimbanganku. Ia memegang pinggangku dengan erat, membuatku merasa melayang karena bahagia.
Tiba-tiba aku melihat mobil Jinyoung hyung parkir didepan dorm Miss A, aku berhenti disebuah gang dekat situ dan melihatnya seperti sedang menerima telpon.
“lewat sini oppa”
Aku mengikuti perintah Min dan mejalankan motor memasuki sebuah gang sempit yang sepi, ia terus mengarahkanku seolah-olah ia telah hapal dengan jalan itu. Well mungkin memang dia sudah hapal.
Kami berhenti dibelakang dorm Miss A, tapi yang jadi masalahnya adalah, sebuah pagar tinggi menjulang berdiri tegak disana.
“ya! Min-ah, naik kepunggungku!” perintahku setelah melihatnya melopat berulang-ulang berusaha meraih ujung pagar.
“sialan! Seharusnya aku pakai high heels hari ini”
“sudahlah, naik saja”
“shireo! Aku tidak mau”
Kulihat wajahnya yang berubah memerah. Apa dia merasa malu? Cute sekali melihat ekspresinya yang kebingungan sekaligus malu seperti itu.
“sudah ayo naik, tak perlu malu. Ini demi hidupmu dan Miss A”
Aku jongkok dihadapannya, sambil menunggunya menaiki pundakku. Jantungku berdebar begitu kencang saat kurasakan kakinya menaiki pundakku dengan ragu.
Aku mengangkatnya, dia ringan sekali. Wajar saja, Min yang sekecil dan seimut itu pasti sangat enteng, apalagi aku menggendongnya dengan hati bahagia seperti ini.
“gomawo, oppa” ucapnya sesaat sebelum menghilang dibalik tembok tinggi itu.
End of flashback…
Setengah jam beru akhirnya aku berhasil masuk dorm Miss A, Fei noona terlihat sangat lelah meskipun sepertinya dia tak mendapat luka apapun.
Jia dan Suzy sama-sama mendapat memar ditangan ketika mereka ditarik saat membantu Min yang dikeroyok ketika itu.
Min masih dikamarnya, belum makan apapun sejak pagi hari. Yang membuat hatiku semakin sakit adalah dia tidak mau bertemu denganku.
Aku duduk diruang tamu bersama Fei noona yang menceritakan kejadian kemarin, tentang berapa orang pelakunya sampai apa saja yang mereka lakukan pada Min membuat hatiku semakin teriris-iris.
Mataku terpaku pada sebuah foto dihadapanku saat Fei noona meninggalkanku untuk berbicara pada Min, foto Min saat ia masih berusia 15 tahun dan bersiap melakukan debutnya diAmerika.
Flashback…
Aku sedikit berlari karena hujan yang terus mengalir meskipun hanya gerimis. Sebuah halte bus tempat ku berteduh ramai akan beberapa anak sekolah.
Aku duduk disamping seorang gadis yang terlihat sedang merapikan beberapa buku bawaannya. Tiba-tiba salah satu buku itu jatuh tepat didepanku.
Secara refleks tanganku langsung meraih buku itu dan memberikannya pada gadis itu, saat itulah kulihat bahwa gadis itu sedang menangis.
Ia meraih buku itu dengan cepat lalu pergi ditengah hujan, tubuh mungilnya cepat sekali menghilang dari pandanganku, tapi entah mengapa mataku tak bisa lekat darinya.

7 Month later…
“Wooyoung-ah, kau kenal gadis itu?” tanya Junho padaku
“mana?” aku menoleh kekanan dan kekiri mencari gadis yang dimaksudnya
“itu…” ia mengarahkan kepalaku pada seorang gadis yang duduk sendiri diruang latihan kami
Aku memperhatikan gadis itu dari ujung kepala hingga ujung kaki, ia tampak glamor meskipun masih terlihat sangat muda.
Dia duduk dikekat pintu dengan wajah murung, wajahnya imut tapi terlihat tak bersahabat. Sepertinya dia sedang menunggu seseorang.
“dia Min” jawab Jaebeom hyung dibelakang kami
Aku dan Junho sama-sama menoleh kearah Jaebeom hyung “Min?” tanya kami bersamaan, Jaebeom hyung hanya mengangguk.
“Min siapa? Trainee baru?” tanyaku
“dia bahkan lebih lama dariku”
“mwo? Anak semuda itu?”
“dia sudah menjadi trainee sejak 2004 atau 2005 aku lupa, lalu dikirim ke Amerika untuk traning dan debut disana”
“wuahhh… deabak” Junho mengerjapkan matanya takjub
“lalu, apa yang dia lakukan disini?” tanyaku heran
“entahlah, tapi menurut info yang kudengar dia batal melakukan debut di Amerika dan kembali kesini”
“mwo? Kenapa batal?”
“entahlah. Eh, Junho tadi mana?”
Mataku dan Jaebeom mencari kesekeliling ruangan dan menemukan Junho sekarang sudah berdiri dihadapan gadis itu.
Dengan wajah bodohnya Junho mengulurkan tangan untuk mengajaknya berkenalan, tapi gadis itu hanya diam saja, bahkan melihatnya pun tidak.
“annyeonghaseyo, Lee Junho imnida!”
Jaebeom hyung tertawa kecil melihat tingkah laku Junho, aku masih memperhatikan ekspresi gadis itu yang masih belum menoleh kearah Junho sama sekali.
Entah mengapa tapi aku merasa begitu familiar dengan wajah itu, seolah aku sudah pernah bertemu dengannya disuatu tempat.
Kuputar otakku untuk menemukan waktu dan tempat dimana aku pernah bertemu dengan gadis itu, tapi aku tak mempu mengingatnya.
“ya! Hentikan Junho sekarang, dia memalukan”
Jaebeom hyung mendorongku untuk mendekat kearah mereka, saat itu kulihat gadis itu menoleh kearah Junho dengan pandangan jijik.
“bisa kau menyingkir? Jangan sampai aku muntah dihadapanmu”
Kata-kata gadis itu begitu mengerikan, Junho sampai mundur beberapa langkah dibuatnya, yang paling terlihat adalah ekspresi benci dan jijik yang terlihat jelas dari mata gadis itu.
“aku hanya ingin berkenalan, apa itu tidak boleh?” tanya Junho dengan gigih
Gadis itu bangun dan berdiri tepat dihadapan Junho, tiba-tiba tangannya meraih baju Junho dan menariknya mendekat padanya.
Aku terbelalak melihat kejadian dihadapanku, gadis itu mencium bibir Junho dengan cepat lalu mendorong Junho yang membeku menjauh darinya.
“kau kaget? Aku tak biasa berdekatan dengan pecundang yang berciuman saja membuatnya kaget seperti itu, jadi sebaiknya kau menyingkir dariku”
Gadis itu kembali duduk dengan wajah tenang, seolah-olah tak terjadi apa-apa. Junho langsung berbalik dan pergi dari ruangan itu sambil memegangi bibirnya.
Aku masih berdiri ditempatku, memandang kaget kearah gadis dihadapanku, wajah dan prilakunya  benar-benar bertolak belakang.
End of flashback…
ooOoo
Author’s POV
Wooyoung tersenyum sendiri mengingat setiap serpihan kenangan yang dilalauinya bersama Min, semua itu benar-benar berharga baginya.
Sudah 2 jam sejak kedatangannya, tapi sampai saat ini Min masih belum mau menemuinya. Fei juga sudah menyerah untuk membujuk Min.
“sebaiknya kau pulang saja Wooyoung-ah, ini sudah malam”
“dia masih enggan menemuiku noona?”
“iya, dia berpura-pura tidur meskipun aku tahu ia belum tidur”
“baiklah, sampaikan saja salamku untuknya noona. Besok kalau aku sempat, aku akan kesini lagi”
“baiklah Wooyoung-ah, kau hati-hati dijalan”
Fei mengantar Wooyoung kepintu belakang dorm Miss A dan terus memperhatikannya sampai ia menghilang dibalik pagar.
Ketika kembali kedalam, Min sudah duduk diruang tamu dengan air mata masih mengalir dimatanya, Fei mendekat dan duduk disampingnya.
“Min-ah, dia baru saja pulang”
“aku tahu eonnie”
“kenapa kau tak mau bertemu dengannya?”
“dan membiarkannya melihatku dalam keadaan seperti ini?”
“dia ingin melihat keadaanmu, makanya dia datang”
“apa eonnie tak bisa melihat? Rasa bersalah yang begitu besar terpajang jelas dimatanya, dan dia akan semakin merasa bersalah setelah melihat keadaanku yang seperti ini”
“aaah, begitu rupanya”
“apanya?”
“kupikir kau tak mau bertemu dengannya karena kau marah padanya, tapi ternyata…”
“untuk apa aku marah padanya eonnie? Dia sama sekali tak bersalah, andai saja dia menyadari itu, dia tak perlu merasa bersalah seperti ini”
“sebesar itukah kau mencintainya Min-ah?”
“dengan segenap hatiku eonnie, dia yang pertama dan satu-satunya yang mampu membuatku begini”
ooOoo
Min’s POV
“dia yang pertama dan satu-satunya yang mampu membuatku begini”
Fei eonnie tersenyum mendengar kata-kataku. Benar, memang hanya dia satu-satunya laki-laki yang berhasil membuatku mencintainya seperti ini.
Flashback…
Mereka duduk bersama ditengah-tengah ruang latihan dan membiarkanku seorang diri disini, sangat luar biasa.
Tiba-tiba dia bangun dan mendekat kearahku, tanpa berkata apapun dia langsung duduk disampingku sambil bergumam sebuah irama.
“siapa yang mengizinkanmu duduk disini?” tanyaku ketus
“siapa yang melarangku duduk disini?” tanyanya balik dengan wajah lugu
“aku! Aku yang melarangmu duduk disini!”
Ia berbalik dan mencari kesekeliling kursi dengan ekspresi bingung, matanya terus mencari-cari sesuatu yang aku sendiri tak tahu apa.
“apa yang kau cari?” tanyaku kesal
“namamu”
“mwo?”
“iya, aku sedang mencari namamu dikursi ini, untuk membuktikan kalau kursi ini memang milikmu dan kau berhak melarangku untuk duduk disini”
“MWO!?”
Ia tertawa kecil lalu kembali duduk disampingku, membuatku merasa kesal setengah mati akan apa yang dia lakukan.
“Jang Wooyoung imnida” ucapnya pelan
“kau Min kan? Sejak pertama kali kita bertemu, aku belum sempat memperkenalkan diri karena kau keburu pergi walaupun hujan”
Pergi walaupun hujan? Apa maksudnya? Apa ini trik untuk berkenalan dengaku? Haha, kekanakan sekali orang ini, membuatku muak.
“hahaha” aku tertawa sarkastis “caramu benar-benar norak dan menjijikkan. Apa kau belum pernah pacaran?”
“caraku? Kenapa dengan caraku? Dan bagaimana kau tahu kalau aku belum pernah pacaran? Wah sepertinya kau sering memperhatikanku ya…”
“mwo? Memperhatikanmu? Aku gila kalau sampai aku memperhatikanmu”
“bukan gila, tapi jatuh cinta. Kau akan jatuh cinta padaku jika kau terus memperhatikanku”
“dasar laki-laki gila, aku sama sekali tak berminat padamu”
“gurae, kalau menurutku kau sama sekali tidak berminat pada laki-laki”
“mwo?! Apa maksudmu? Kau pikir aku lesbi?”
Aku mulai geram dengan sikapnya yang santai tapi perlahan-lahan menyerangku, aku tahu ia berusaha memasuki duniaku dengan cara ini, tak akan kubiarkan.
“hahaha, menurut yang kulihat selama ini ya begitu. Kau bisa mencium Junho dihari pertama kalian bertemu, mencium Taecyeon seminggu kemudian, lalu Jokwon kemudian kemarin aku lihat kau dengan jelas menolak Jinwoon dengan cara menciumnya juga. Astaga! Kau benar-benar mudah mencium laki-laki yang tak kau cintai! Bahkan tidak kau kenal! Kesimpulannya hanya satu, kau memang tidak bernafsu pada laki-laki, iya kan?”
Tanganku mengepal dengan keras, emosiku semakin terpacu karena kata-kata yang diucapkannya, tapi kutahan, sudah terlalu banyak masalah yang kulakukan akhir-akhir ini.
“dasar gadis bodoh” ucapnya lalu pergi.
End of flashback…
ooOoo
“eonnie…”
Suzy masuk kekamarku sambil membawa seplastik penuh cemilan, ia tersenyum sambil mengeluarkan makanan itu satu-persatu.
“kita lupakan diet hari ini”
Aku tertawa mendengar ucapannya, aku tahu ia sedang menghiburku saat ini. Aku merasa beruntung dikelilingi oleh memberku yang begitu perduli padaku.
Kami mulai makan sambil mengobrol banyak hal, Suzy menceritakan juga tentang dirinya yang sedang dekat dengan personel Beast.
Dia juga mengajakku menggosip, tentang beberapa selebritis yang tanpa sengaja bertemu dengannya ketika mereka sedang berkencan.
Kami terus mengobrol sampai semua makanan dihadapan kami lenyap tak bersisa, Suzy membaringkan tubuhnya disampingku sambil matanya terus menatap kelangit-langit.
“eonnie…” panggilnya dengan mata yang masih menerawang
“hmm?” jawabku sambil mengelus rambutnya
“bisa kau ceritakan padaku? Kisahmu dengan Wooyoung oppa?”
Aku terdiam, terkejut akan permintaannya yang datang entah dari mana. Sekarang matanya mulai menatapku, aku menghindar.
“apa eonnie tahu? Kalau aku menyukai Wooyoung oppa sejak pertama kali bertemu dengannya?” aku menoleh padanya, kaget dengan ucapannya “tapi itu dulu, meskipun sekarang aku masih sedikit menyukainya, aku hanya ingin tahu eonnie”
Ia menatapku dengan tatapan memelas, aku tahu tak seharusnya aku menyembunyikan ini semua dari memberku, aku akan memberitahu mereka.
“baiklah, akan kuceritakan…”
Flashback…
Aku keluar dengan perasaan kesal, Jinyoung oppa baru saja memarahiku lagi. Ini semua karena apa yang kulakukan semalam.
Aku pergi menuju atap kantor dan duduk sendiri disana, meskipun cuaca begitu dingin tapi aku ingin disini, menyendiri tanpa ada yang mengganggu.
Aku duduk sambil memandang jauh kearah langit, mamikirkan banyak hal yang kualami dalam hidupku, ketika tiba-tiba tangan itu melingkarkan sebuah syal dileherku.
“habis diamrahi lagi?” tanyanya disampingku
Aku menoleh padanya yang tersenyum padaku, tanganku meraih syal dileherku untuk melepasnya tapi ia menahannya.
“pakai saja, cuaca begitu dingin”
Aku mengurungkan niatku, kubiarkan syal itu melingkar dileherku. Laki-laki ini, entah mengapa diantara begitu banyak orang, hanya dia yang berani mendekatiku meskipun sudah berkali-kali kuusir dengan ketus.
“sabar saja, Jinyoung hyung tak akan memarahimu kalau kesalahanmu tak benar-benar besar. Memang apa yang kau lakukan semalam?”
“pergi ke klub dengan teman-temanku”
Ia mengangguk ngangguk sok mengerti, tampangnya begitu lucu saat dia sedang seperti itu. Astaga Min! apa yang kau pikirkan!

6 months later…
“Miss A benar-benar grup yang hebat”
Pujinya sambil mengacungkan kedua ibu jarinya kearahku. Hatiku saat ini sedang kesal, dan dia malah muncul dihadapanku.
Aku tidak puas dengan ini semua, dengan apa yang kulakukan sekarang, dengan karir yang kumulai sekarang.
Aku seharusnya ada di Amerika, debut disana dan berkarir disana. Bukan karena aku tidak menyukai memberku, tapi aku tak percaya kalau impianku akan berakhir begini.
Member Miss A yang lain begitu baik padaku, aku juga mulai menyukai mereka meskipun tak pernah kutunjukkan, hanya saja hatiku masih belum puas.
Semua yang kutempuh selama ini hanya berujung sebuah debut diKorea dengan sebuah Girl Band, kerja kerasku seolah-olah sia-sia.
“kau kenapa?” tanyanya lagi, aku hanya diam saja dan terus memandang kosong dihadapanku
“apa kau tidak puas? Aku yakin kau tidak puas…” aku menoleh geram padanya, menyuruhnya berhenti bicara “tapi kau harus terima, disinilah takdirmu” ucapnya santai
Aku semakin kesal, apa yang dilakukannya ini benar-benar memancing emosiku. Aku bengkit dan pergi meninggalkannya sendiri disana.
Kakiku melangkah keluar, member 2PM dan Miss A sedang duduk sambil bersantai dan tertawa diruang tunggu.
Kudengar mereka berteriak memanggil namaku, aku terus melangkah tapi kemudian berbalik dan mendekat pada mereka.
“AKU BENCI KALIAN SEMUA!!! AKU BENAR-BENAR MUAK DENGAN TEMPAT INI DAN KALIAN SEMUA…!!!”
Aku melangkah keluar dari tempat menyebalkan itu dengan air mata yang mulai memenuhi mataku, kutahan air mata itu agar tidak mengalir ditempat ini dan dihadapan mereka semua.
End of flashback…
Aku terus bercerita tapi kemudian berhenti saat tiba-tiba Suzy bangun.
“oppa…!” ucapnya
Aku mengikuti arah matanya memandang dan melihat Wooyoung oppa berdiri disana sambil menatapku dengan tatapan pilu.
Aku langsung berdiri dan melangkah pergi dari tempat itu, tiba-tiba Suzy meraih tanganku dan menahanku.
“tidak eonnie, kau harus disini, Wooyoung oppa ingin bertemu denganmu”
Suzy melepaskan pegangan tangannya lalu tersenyum padaku, ia berbali mengadap Wooyoung oppa lalu tersenyum padanya.
“oppa, bicaralah dengan Min eonnie” ucapnya lalu pergi
Ia masih menatapku, tatapannya benar-benar terlihat sedih, aku tahu dia pasti semakin merasa bersalah setelah melihat keadaanku.
Kepalaku masih diperban karena kejadian itu, beberapa bagian wajahku juga masih biru meskipun sudah kukompres berkali-kali.
Ia bejalan mendekat, tangannya dengan gemetar mengarah padaku mencoba meraih wajahku, aku mundur beberapa langkah darinya.
“Min-ah” suaranya lirih, membuat hatiku perih.
ooOoo
Wooyoung’s POV
Ia mundur beberapa langkah dariku, mencegahku untuk menyentuhnya. Gadis dihadapanku ini benar-benar terlihat kacau, dan ini semua karena diriku.
Wajahnya pucat dengan perban dikepala dan memar dibagian mata dan sudut bibirnya, tangannya juga terdapat memar yang sama.
Hatiku perih seolah-olah teriris-iris oleh ribuan silet, rasanya akan jauh lebih baik jika aku sendiri yang mengalami apa yang dialaminya.
Bahkan 100 kali lipat pun aku siap, semua ini benar-benar membuatku merasa sakit. Terlebih saat ia terus menghindariku, ia pasti membenciku.
“Min-ah” panggilku tapi ia tetap menjauhkan dirinya dariku
Tanganku terus bergerak mencoba meraihnya, kakiku yang gemetar terus berjalan mendekat bersamaan dengan kakinya yang terus menghindariku.
“berhenti disana oppa” ucapnya pelan
Kakiku langsung berhenti, nada dingin disuaranya semakin menghancurkan hatiku, dia benar-benar membenciku sekarang.
“Min-ah, mianhae…” tenggorokanku tercekat, air mata perlahan mulai mengalir dari sudut mataku, nafasku pun mulai terisak.
“gumanhae…” Min menatapku dengan tatapan marah
“mianhae Min-ah…” ucapku lagi, aku semakin terisak menyadari betapa besar kebenciannya padaku sekarang
“gumanhae…” ucapnya lagi
Aku terjatuh ditempatku, aku berlutut dihadapannya dengan air mata yang terus saja mengalir tanpa henti.
Kupandang matanya sekali lagi dan masih mendapatkan tatapan yang sama darinya, aku tertunduk lemas, seluruh tenagaku seolah hilang entah kemana.
“mianhae…”
“GUMANHAE…!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Ia tiba-tiba berteriak, aku mendongak melihatnya yang sekarang sudah meneteskan air mata, ia menatapku dengan nanar.
“mulai sekarang, jangan pernah datang lagi kesini, aku muak melihatmu!”
Kata-katanya menusukku, menghujamku dengan kerasnya sampai keseluruh sendi tubuhku, tatapan matanya seolah-olah sebuah pukulan keras didadaku yang membuatnya semakin terasa sesak.
Ia melangkah pergi tapi kutahan, tanganku menggenggam erat tangannya, mencegahnya untuk pergi.
Ia menepis tanganku dengan kasar lalu pergi dari hadapanku. Tanganku memegangi dadaku yang terasa semakin sakit dan semakin sesak.
ooOoo
Min’s POV
Kubanting dengan keras pintu kamarku, aku jatuh dilantai dengan tangan yang memegang erat dadaku yang sepertinya akan meledak.
Hatiku begitu sakit harus melakukan ini padanya, tapi aku juga tak sanggup melihat rasa bersalah yang begitu besar dimatanya.
Semua itu membuatku merasa semakin sakit ketika air matanya perlahan mulai mengalir, tapi ini semua harus kulakukan, aku harus bisa menghentikan ini semua.
Tok tok…!
Pintu kamarku diketuk pelan dari luar, aku diam saja, takut kalau itu adalah Wooyoung oppa. Beberapa saat kemudian Fei eonnie memanggilku.
“Min-ah, buka pintunya, ini aku”
Aku menghapus air mataku dan mengatur nafasku, begitu kubuka pintu Fei eonnie menatapku dengan air mata juga mengalir diwajahnya.
Ia langsung meraihku, memelukku untuk menenangkan diriku yang saat ini sedang benar-benar tak kuat menghadapi semua ini. Kenapa hidupku harus begini Tuhan.
ooOoo
Author’s POV
Wooyoung melangkah dengan limbung keluar dari dorm Miss A, kakinya lemas, seluruh tubuhnya bergetar hebat.
Tangannya terus memegangi dadanya yang sejak tadi seperti dipukul-pukul oleh batu yang sangat besar, hatinya sakit seolah ada ribuan jarum menusuk disana.
Batu itu adalah kata-kata Min, jarum-jarum itu adalah tatapan matanya yang menyakitkan, Wooyoung tak percaya kalau semua ini akan terjadi pada dirinya dan Min.
Tangannya dengan gemetar meraih ujung tembok pagar dorm Miss A, entah masih ada kekuatan atau tidak tapi setidaknya ia harus pergi dari sana.
Ia mengangkat tubuhnya menaiki tangga itu, ketika itu pula rasa sakit kembali menyerangnya dan ia terjatuh.
Wooyoung tergeletak ditanah dengan sekujur tubuh sakit dan luka ditangan serta kakinya, tapi semua rasa sakit itu tak sebanding dengan apa yang dirasakannya dihatinya saat  ini.
Ia menjerit sekuat tenaga, membiarkan rasa sakit menguasai dirinya dan menjalar keseluruh tubuhnya, ia terus menjerit sambil menangis sampai seluruh tenaganya habis.
ooOoo
Wooyoung’s POV
Kepalaku sakit, tubuhku sakit, tapi yang paling sakit adalah hatiku. Siluet kejadian tadi menari-nari dibenakku seolah-olah begitu senang menyiksaku.
Kubuka mataku perlahan, rasa sakit itu belum hilang dan justru semakin menjadi-jadi. Nichkhun hyung duduk disampingku, matanya menatapku cemas.
“hyung…” panggilku dengan suara lemah
Kuperhatikan sekelilingku, ternyata aku sudah berada didalam kamarku, beberapa perban melekat ditanganku dan jarum infus dipergelangan ku.
“kau sudah bangun?” tanyanya sambil mendekatkan dirinya, aku mengangguk pelan “syukurlah…” ada nada lega didalam suaranya.
“aku kenapa hyung?”
Bodoh, kenapa masih kutanyakan ini? Aku tidak mengingatnya atau hanya berpura-pura tidak mengingatnya?
Bukan, lebih tepatnya aku tak ingin percaya pada apa yang kuingat, aku ingin semua kejadian tadi adalah mimpi, bukan kenyataan.
“kau terjatuh, dari pagar dorm Miss A”
Bukan mimpi, memang itu semua bukan mimpi, rasa sakit ini terlalu nyata jadi sudah pasti kalau itu semua bukanlah sekedar mimpi, bodohnya aku.
Aku tertawa kecil, menertawai diriku sendiri, menertawai kebodohanku yang berharap ini semua adalah mimpi, Nichkhun hyung menatapku dengan prihatin.
“siapa yang menemukanku? Apa wartawan?”
“bukan…” ekspresinya berubah “bukan wartawan yang menemukanmu”
“lalu?”
“Min… dialah yang menemukanmu” jawabnya pelan
To be continue…
ooOoo
Annyeonghaseyo readers… *bow*
Gimana? Gimana? Gimana?
Disini author fokus ke past ama present nya Wooyoung ama Min, meskipun masih tetep ngegantung ceritanya.
Nanti akan ada chapter lagi dimana nyeritain seluruh kisahnya Wooyoung ama Min, tapi sabar ya, author juga masih mau ngungkap story nya Lee Joon, Jiyeon ama Bom.
Untuk Hongki ama Min, nanti akan tetap ada meskipun gak terlalu banyak kayak Wooyoung ama Jiyeon, tapi author akan usahain bikin se ‘alami’ mungkin.
Mohon dukungan dan kritiknya ya, supaya author bisa terus melanjutkan ff ini tanpa hambatan apapun, komentarnya ditunggu loh.
Thankyou to all the readers… *bow*
Anyyeooooong……….

Opmerkings

Gewilde plasings van hierdie blog

Lirik Lagu Infinite Lately (White Confession) with Translate