The Princess’ First Love part 4

Author             : IrMa0430yes

Casts               : 2PM, Wooyoung, Miss A, Min, T-ara, Jiyeon, FT Island, Hongki
Tittle                : The Princess’ First Love
Genre              : Romance
Rating                         : PG+17
Disclaimer       : Nama diatas milik mereka sendiri, saya hanya memiliki ceritanya, cerita ini terinspirasi dari imajinasi saya sendiri. Cerita ini pernah saya post di

ooOoo

Part 4 : Secret…
Author’s POV
From : Seungho oppa
‘bisa kita bertemu?’
Dimasukkannya kembali kedalam sakunya hp itu setelah selesai membaca sms yang sangat tidak ingin ia terima.
Langkahnya lunglai menuju sebuah kafe dekat dormnya, disana sudah menunggu seorang perempuan dengan pakaian rapi.
“pagi eonnie!” suaranya terdengar semangat
“pagi Jiyeon-ah, tumben sekali kau mengajakku sarapan bersama”
“kita sudah lama tidak melakukan ini eonnie, aku merindukannya”
“aku juga, kau ingin makan apa?”
“bagaimana kalau nasi goreng?”
“ya! Kau ingin merusak suaramu dengan makan makanan berminyak dipagi hari?”
“hehe, aku hanya ingin makan banyak pagi ini”
“bagaimana kalau sandwich saja? Porsi besar?”
“burger saja, lebih mantap”
“baik, pagi ini kita sarapan burger”
“pelayan! Kami pesan burger porsi super dua ya”
“baik” jawab pelayan itu “minumnya?”
“berikan aku cola, dan susu untuknya”
“eonnie!” protes Jiyeon “kenapa aku susu?”
“anak kecil harus banyak minum susu, untuk pertumbuhan”
Pelayan itu pergi meninggalkan kedua gadis yang terlihat akrab dan seperti saudara kandung itu, meskipun sangat jelas bahwa usia mereka terpaut cukup jauh.
“eonnie, bagaimana kabar suamimu?”
“baik” wajahnya berubah muram “aku tak ingin membahas itu Jiyeon-ah”
“wae? Apa kalian bertengkar?”
“Jiyeon-ah, kita bahas yang lain ya? Oh iya, bagaimana keadaan Udon ku?”
“oppa baik eonnie, apa kalian tak pernah bertemu?”
“aku dan dia jarang sekali pulang ke Busan, jadi kami jarang sekali bertemu, mungki sudah lebih dari 3 bulan aku tak melihatnya”
“lama sekali…”
“dia masih tetap tampan kan? Eonnie bersyukur ia bisa pacaran denganmu sekarang”
“gumawo, eonnie. Wooyoung oppa sangat baik padaku, aku bersyukur memilikinya”
“Jiyeon-ah, Wooyoung lah yang beruntung memilikimu”
“kundae, aku masih merasa kalau Wooyoung oppa belum sepenuhnya menyukaiku eonnie”
“maksudmu?”
“aku rasa, Wooyoung oppa masih menyukai Min eonnie”
“Jiyeon-ah, itu hanya perasaanmu saja”
“bukan eonnie, aku bisa merasakannya, saat mereka bersama, ada sesuatu dimata Wooyoung oppa yang tak pernah diberikannya padaku”
“percaya padaku, ia pasti menyukaimu, itu hanya bagian dari masa lalu nya”
“dan dia masih belum bisa melangkah dari masa lalunya itu”
“semua orang punya masa lalu Jiyeon-ah, kau juga, aku juga, begitu pula dengan Wooyoung. Jangan biarkan pikiran bodohmu ini merusak semua yang sudah kau lakukan selama ini”
“eonnie benar, aku tak boleh merusak segalanya. Bicara tentang masa lalu, seminggu yang lalu aku bertemu dengan …”
“maaf mengganggu, ini makanannya nona”
Ucapan Jiyeon terpotong oleh datangnya makanan, sedetik kemudia ia sudah melupakan apa yang hendak ia katakan.
Hp Jiyeon berbunyi, sebuah telpon dari seseorang yang sangat dinantinya, ditekannya tombol hijau lalu ia berbicara.
“oppa! Kau sudah bangun?”
“tentu saja Jiyeon-ah, kau dimana?”
“aku sedang dikafe sekarang, bersama …”
Wanita dihadapannya mengangkat jari telunjuknya dan meletakkannya dibibirnya, melarang Jiyeon memberi tahu Wooyoung.
“seorang teman…”
“berarti kau sudah sarapan?”
“ne oppa, wae?”
“tadinya aku ingin mengajakmu sarapan denganku, tapi ternyata kau sudah sarapan, baiklah kalau begitu, aku sarapan dengan memberku saja”
“mianhae oppa”
“ne, ya sudah, aku sarapan dulu ya”
“ne”
Setelah selesai sarapan, keduanya langsung keluar dari kafe dan menghirup udara pagi yang sangat cerah itu.
“setelah ini kau mau kemana Jiyeon-ah?”
“mungkin ke kantor JYP, menemui Wooyoung oppa”
“ciyeee!”
“eonnie mau ikut? Wooyoung oppa pasti senang sekali melihat eonnie”
“dia pasti akan sangat terkejut, aku tak mau merusak hari kalian berdua”
“anieyo, ayo ikut saja”
“lain kali saja ya?”
“gurae…”
“eonnie duluan ya”
“baik eonnie, hati-hati dijalan ya”
“ne”
Mereka berpisah disitu, Jiyeon langsung menaiki sebuah taksi untuk menuju kantor JYP Ent, ia ingin bersenang-senang hari itu, melupakan semua penatnya.
ooOoo
“oppa, kau tidak ada jadwal hari ini?” tanya Jiyeon pada Wooyoung
“mian Jiyeon-ah, kami ada jadwal acara hari ini, wae?”
“ani, aku kosong, jadi ingin menghabiskan waktu denganmu”
“mianhae”
“gurae, aku pulang saja kalau begitu, ingin tidur didorm saja”
“baiklah, hati-hati ya”
Jiyeon pulang kedorm nya dengan perasaan kesal, kenapa Wooyoung harus sibuk hari ini, padahal selama ini selalu tak ada jadwal.
Hpnya berbunyi, lagi-lagi sms dari orang itu.
From : Seungho oppa
‘sepertinya kau masih membenciku, ayo bertemu’
Tak lama kemudian sebuah sms muncul lagi, tetap dari orang yang sama.
From : Seungho oppa
‘aku tunggu ditempat lama, siang ini’
Jiyeon menghela nafas lalu mempercepat langkahnya.
ooOoo
Min’s POV
“eonnie, kenapa tidak makan?” tanyaku pada Jia eonnie yang terlihat murung sejak tadi
“aku tidak nafsu Min-ah” jawabnya lesu
“wae? Kau ada masalah?”
“tidak, hanya saja kurang enak badan”
“coba kuperiksa” kuletakkan telapak tanganku dikeningnya, dan terasa hangat “kau demam eonnie, kau harus kedokter”
“aku tak apa Min-ah, cukup tidur saja”
“andwae, aku telpon manajer oppa dulu”
Kuraih telpon disebelahku dan kutekan tombolnya, nada tunggu berbunyi, lama sekali tapi tak diangkatnya.
Kucoba berkali-kali tapi masih belum diangkatnya, entah kemana dia pagi ini, Fei eonnie dan Suzy juga sedang keluar.
Kucoba menghubungi nomor Fei eonnie tapi ternyata tidak aktif sedangkan hp Suzy tertinggal didalam kamar.
Eotokhae? Tak mungkin aku mengajaknya naik taksi, kondisinya akan semakin parah, siapa lagi yang bisa kuhubungi?
Hongki oppa sedang dijepang, lalu siapa lagi yang bisa membantuku. Fikiranku melesat menuju nama itu.
Kutekan dengan cepat nomor hp nya yang selalu kuingat dalam benakku, sambil terus berharap ia tak akan mengangkatnya.
“yeobeosseyo?” suaranya terdengar dari ujung telpon
“oppa”
“oh Min-ah, wae?”
“bisa kau bantu aku? Jia eonnie sakit tapi manajer oppa tidak bisa dihubungi, aku tak tahu harus minta tolong siapa lagi”
“Hongki-sshi dimana?”
“dia sedang dijepang, kau bisa membantuku tidak oppa?”
“kalian didorm?”
“iya, hanya ada aku dan Jia eonnie”
“baiklah, aku kesana sekarang”
Telpon itu terputus, sedikit perasaan senang merasuki diriku, menyadari bahwa sikap perhatiannya sama sekali tidak berubah.
Oppa, ini lah yang selalu kusukai dari dirimu, sesibuk apapun kau, kau selalu ada waktu untukku, membantuku setiap saat.
Setengah jam kemudian terdengar bunyi mobil didepan dorm kami, lalu sebuah ketukan dipintu, aku bergegas membukanya.
“mana Jia?” tanyanya
“itu, ayo masuk”
Wooyoung oppa membantuku menopang tubuh Jia eonnie kedalam mobil dan membawanya kedokter untuk berobat.
Dokter bilang Jia eonnie kelelahan, pasti karena semua kesibukan kami selama ini, sepanjang perjalanan pulang, Jia eonnie tertidur pulas dikursi belakang.
“dia kelelahan, sebaiknya kalian semua jaga kesehatan kalian, jangan sampai sakit juga” ucap Wooyoung oppa tanpa menoleh padaku, aku tersenyum mendengar perhatiannya
“ne oppa, gumawo”
Kami sama-sama diam, sampai didepan dorm kulihat seorang gadis duduk didepan dorm kami sambil menggigil kedinginan.
Jiyeon menatap kedatangan kami dengan ekspresi kaget sekaligus kesal, bisa kulihat juga bahwa Wooyoung oppa merasa kaget dengan kedatangan Jiyeon.
Aku dan Jia eonnie masuk kedalam dorm, meninggalkan mereka berdua yang masih didepan dorm kami, Jiyeon sepertinya marah pada Wooyoung oppa.
Aku tahu ini salah, tapi aku tak bisa menghentikan kakiku, aku melangkah menuju pintu untuk mendengar pembicaraan mereka.
“mianhae Jiyeon-ah, aku hanya mengantar Jia kedokter”
“bukankah kau bilang kau hari ini ada jadwal? Kenapa masih bisa pergi?”
“aku juga baru saja diberitahu kalau jadwalnya ternyata mundur jadi besok”
“kau bohong oppa, kau selalu saja begini, selalu ada waktu untuk Min eonnie, tapi tidak ada untukku”
“Jiyeon-ah, bukan begitu maksudku”
“kau masih menyukainya kan oppa? Kau masih menyukai Min eonnie kan?”
Ucapannya mengagetkanku, apa? Wooyoung menyukaiku? Benarkah? Sejak kapan? Kenapa aku tak pernah tahu.
Jantungku berdebar kencang, tanpa sadar aku membuka pintu dan berdiri dihadapan mereka berdua yang terkejut melihat kedatanganku.
“apa maksudmu Jiyeon-ah?” tanyaku
“eonnie…?” wajah Jiyeon berubah gugup
“Min-ah, tolong masuk saja kedalam”
“oppa, apa benar yang dikatakan Jiyeon? Kau menyukaiku?” mataku mulai berkaca-kaca
“Min-ah…”
“oppa, jawab aku”
Aku dan Wooyoung oppa saling bertatapan, bisa kurasakan jantungku berdebar seolah-olah ingin melompat keluar.
Aku berharap Wooyoung oppa akan mengatakannya, aku berharap ia akan memberitahuku bahwa ia memang menyukaiku.
Pandangan kami terputus saat Jiyeon berlari melintasi kami berdua sambil menangis, saat itu juga hatiku seperti diiris-iris oleh ribuan silet.
Wooyoung oppa langsung meninggalkanku dan berlari mengejar Jiyeon, ia sama sekali tak menjawabku, bahkan menatap balik pun tidak.
Aku terjatuh, menyadari bahwa itu semua hanya harapanku semata, bahwa memang Woooyoung oppa sama sekali tak pernah menyukaiku.
Hatiku begitu sakit, kau bodoh Min-ah, kenapa kau masih sempat berpikir kalau Wooyoung oppa menyukaimu, dasar bodoh.
ooOoo
Wooyoung’s POV
Aku mencarinya kesana kemari tapi sama sekali tak menemukannya, ia pasti sangat terluka akan apa yang kulakukan.
Mataku mencari sekelilingku tapi masih belum bisa melihat bayangannya, lagi-lagi aku dengan bodohnya melakukan ini semua.
Jiyeon-ah, mianhae, kau dimana sekarang. Kutelpon hpnya tapi tak diangkat, ia pasti sangat marah dan terluka.
Satu jam aku mencarinya kesana kemari tapi tak menemukannya, aku menyerah lalu kembali kedorm Miss A untuk mengambil mobilku, Min sudah tak ada disana.
Ia pasti juga syok mendengar semua yang dikatakan Jiyeon, aku ingin sekali mengakui semuanya tapi tak bisa.
Ada hal yang harus membuatku melupakan semuanya, tarmasuk perasaanku yang sebenarnya pada Min.
Hpku berbunyi, sebuah sms dari orang yang sudah lama tak kutemui dan sangat malas untuk kutemui.
From : Bommie noona
‘kenapa lagi Jiyeon? Kau apakan lagi dia?
Sekarang dia ada ditempatku,
Jemput dia kesini sekarang’
Aku menghela nafas, tepat dugaanku, Jiyeon pasti bersamanya. Kepercepat laju mobilku menuju sebuah apartemen yang sudah sangat lama tak pernah kudatangi.
Langkahku terhenti didepan pintu, bisa kudengar suara isak tangis Jiyeon dari sini, hatiku merasa sakit mendengar tangisnya.
Kutekan bel dengan pelan, sambil menutupi perasaan sedihku, Bom noona membuka pintu sambil memasang wajah marah.
Ia menahanku, masih belum mengizinkanku untuk masuk, ia menarikku menjauhi tempat itu, menuju sebuah tangga yang sangat sepi.
“apa yang sudah kau lakukan?” tanyanya
“aku hanya mengantar Jia kedokter, itu saja”
“benarkah itu saja? Kenapa Jiyeon sampai menangis seperti itu?”
“aku bilang aku ada jadwal hari ini, lalu dia melihatku bersama Jia dan Min”
“Min? kau masih berhubungan dengan gadis tengik itu?”
“noona!”
“dan kau bahkan masih membela nya”
“noona, aku bukan membelanya, aku hanya tak ingin kau menjelek-jelekkannya, Min tidak punya kesalahan apapun pada kita”
“terserah padamu, yang jelas sekarang, aku mau kau tenangkan Jiyeon, aku mau menemui orang itu, dia sudah menungguku”
Bom noona melangkahkan kakinya meninggalkanku, perempuan ini benar-benar egois, tak pernah memikirkan perasaan orang lain.
“noona…” panggilku, ia menoleh “tak bisakah ini semua diakhiri? Jangan sakiti Jiyeon lagi, lepaskan orang itu noona”
Ia menatapku marah, tak percaya dengan apa yang kukatakan, matanya menunjukkan kekesalan yang luar biasa akan ucapanku barusan.
“jangan pernah ungkit masalah ini lagi” ucapnya mengerikan lalu benar-benar pergi
Aku melangkah menuju apartemennya, Jiyeon berdiri dipintu sambil tetap menangis, kuhampiri dia dan bisa kulihat kalau dia kaget melihat kedatanganku.
“Jiyeon-ah” Ia lagi-lagi berusaha menghindariku
“tunggu aku…” kuraih bahunya “dengarkan aku dulu”
Ia berhenti, tapi masih belum menoleh kepadaku, air matanya juga masih belum berhenti mengalir, kubalikkan tubuhnya menghadapku.
Matanya menghindari mataku, ia enggan melihatku, semua yang terjadi tadi membuatnya marah seperti ini.
“Jiyeon-ah, aku tak ada apa-apa dengan Min, aku bersumpah”
Ia masih belum menatapku, ia msih belum percaya dengan apa yang kukatakan, kuangkat dagunya dan matanya menatap kearahku.
“kau harus percaya, hanya ada kau, biar kubuktikan”
Kudekatkan wajahku dengan wajahnya lalu perlahan kutempelkan bibirku dengan bibirnya, kucium dia perlahan sampai kurasakan bahwa ia mulai tenang dan percaya lagi padaku.
Mianhae Jiyeon-ah, ini semua kesalahanku dan perempuan itu, tak seharusnya kau mengalami hal seperti ini.
ooOoo
Kuhempaskan lagi tubuhku ketempat tidur, kalau tempat tidur ini bisaberteriak, ia pasti sudah protes dengan apa yang kulakukan ini.
Nichkhun hyung masuk kekamar dan ikut menghempaskan tubuhnya ketempat tidur, kuperhatikan ia yang menutup rapat matanya disebelahku.
“kau kenapa hyung?” tanyaku
“aku malas membahasnya Wooyoung-ah”
Aku menghela nafas berat, bahkan orang yang selalu menjadi tempatku bercerita hari ini sedang tidak dalam keadaan yang cukup baik untuk mendengarkanku.
“kau sendiri kenapa?” tanyanya padaku
“aku juga malas membahasnya hyung” jawabku
Nichkhun hyung ikut menghela nafasnya, sama seperti yang kulakukan tadi, kami sama-sama terbenam dalam pikiran kami masing-masing.
Pintu kamar dibuka dengan tiba-tiba, membuat kami berdua kaget dan langsung bangun dari tempat tidur, Chansung datang dengan ekspresi aneh.
“Uyong-ah, kau masuk berita!” ucapnya terengah-engah “ayo cepat ikut!”
Chansung menarik tanganku keluar dari kamar diikuti oleh Nichkhun hyung dibelakangku, dibawah Junsu hyung dan Junho sedang membaca sebuah majalah.
“Uyong-ah, cepat kemari!” panggil Junsu hyung
Aku mendekat memperhatikan majalah yang mereka baca, Junho langsung menyodorkanmajalah itu padaku, kubaca judul artikel itu.
‘JYP Ent artis ternyata PLAYBOY’
Judul yang menyebalkan dengan fotoku dan Jiyeon sebagai gambar utamanya, kubaca artikel itu dengan teliti.
‘Salah satu personel 2PM, artis yang bernaung dibawah JYP Entertainment bernama Jang Wooyoung ternyata seorang playboy. Ini terbukti dengan tertangkapnya dia sedang bersama salah satu personel Miss A yaitu Min yang juga berada dibawah naungan JYP Entertainment.
Berita ini tak akan mengejutkan jika sebelumnya Wooyoung memang sedang sendiri, tapi seluruh Netizen mengetahui bahwa selama 3 bulan terakhir Wooyoung sedang menjalin hubungan khusus dengan salah satu personel T-ara yaitu Jiyeon.
Pagi tadi, salah satu saksi menyatakan melihat mereka bertiga didepan dorm Miss A, dimana Wooyoung dan Min keluar dari mobil yang sama, sedangkan Jiyeon –menurut saksi mata- menangis melihat kejadian itu.
Wooyoung yang selama ini dianggap sebagai personel 2PM yang paling tidak berpengalaman mengenai percintaan, justru harus terlibat skandal seperti ini, rupanya dibalik wajah lugunya, terdapat sosok playboy yang tidak terduga.’
Tanganku bergetar hebat saat selesai membaca majalah itu, dengan kesal kubanting majalah menyebalkan itu kelantai.
Mereka semua menatapku terpaku, menyadari emosiku yang sedang meluap dan tak akan kutahan, kuraih kunci mobil dan berjalan dengan cepat menuju mobil.
Kutekan gas mobil dengan kuat dan memacu kecepatanku sampai batas terakhir, aku begitu kesal dengan semua pemberitaan bodoh itu.
Pikiranku langsung menuju kepada kedua gadis itu, mereka pasti sudah mendengar berita itu, mereka pasti merasa terluka karenanya.
Kuhentikan mobilku didepan sebuah gedung apartemen, aku sadar, bahkan sangat sadar bahwa tidak ada satupun saksi tentang kejadian pagi tadi.
Pikiranku langsung mengerucut pada satu kesimpulan, berita ini sengaja dibuat untukku, untuk menjauhkanku dari Min, dan aku tahu siapa yang melakukannya.
Kugedor dengan paksa pintu apartemen itu meskipun terdapat sebuab bel dihadapanku tapi aku tak memperdulikannya lagi, hatiku sudah kesal.
Perempuan itu membuka pintu, tak ada ekspresi kaget diwajahnya, seolah-olah ia sudah mengetahui kalau aku akan datang kemari.
“ayo masuk” ajaknya seperti sudah menungguku sejak tadi
“apa yang kau rencanakan sekarang?” tanyaku tak sabar
“masuk dulu, kau tak ingin ada berita lain muncul kan?”
Ia menarikku masuk, perempuan dihadapanku ini benar-benar sudah menguras kesabaranku sampai tak ada lagi yang tersisa.
“kenapa kau lakukan ini?”
“duduk dulu Uyong-ah”
“KENAPA KAU LAKUKAN INI?!” tanyaku dengan tidak sabar
“tak bisakah kau pelankan suaramu?”
“CEPAT JAWAB AKU!!!”
“tak bisakah kau pelankan suaramu?”
“AKU TAK PERDULI KALAUPUN ADA YANG MENDENGAR”
“bukan masalah ada yang mendengar atau tidak, aku noona mu Uyong-ah, tak bisakah kau bicara pelan padaku?”
“setelah apa yang kau lakukan kau masih ingin aku menganggapmu sebagai noona ku?”
“tentu saja Uyong-ah, hanya aku yang kau miliki didunia ini, kau tak akan bisa membenciku”
“justru karena itu, karena itulah aku membencimu!”
“tidak akan pernah bisa, aku tahu itu”
“aku tak perduli, sekarang cepat katakan padaku kenapa kau lakukan itu semua?”
“untuk kebaikanmu dan Jiyeon tentu saja”
“mwo? Untuk kebaikan kami?” aku tak percaya pada apa yang dikatakannya barusan
“benar, ini untukmu dan Jiyeon”
“apa kau menyadari apa yang sudah kau lakukan? Ini semua bukan untuk kebaikan kami, tapi justru menyakiti kami, terutama Jiyeon!”
“Jiyeon tak akan tersakiti”
“mwo? Apa maksudmu?”
“tentu saja, ia tak akan tersakiti karena ini semua dia yang melakukannya”
“mwo?!!!”
“kau ini benar-benar lugu Uyong-ah, Jiyeon lah yang melakukan ini semua, bukan aku”
“kau pikir aku akan percaya? Kau kira aku bodoh?”
“kau benar-benar bodoh kalau kau tak percaya padaku Uyong-ah”
“aku tidak percaya padamu, tidak akan”
“Jiyeon itu tidak selugu yang kau kira, kau pikir ia selemah itu? Ia pasti sudah mati setelah kematian Joon kalau dia memang selemah itu”
“kau benar-benar ingin membodohiku rupanya. Dengar…” kudekatkan diriku dengannya “aku tidak akan pernah percaya lagi padamu”
Aku berbalik dan meninggalkannya yang masih duduk santai disana tanpa sedikitpun goyah akan perlakuanku, saat kakiku mencapai pintu aku berbalik menghadapnya.
“dan satu hal lagi, Joon tidak pernah mati, kau yang merenggutnya!”
Aku melangkah pergi.
ooOoo
Min’s POV
Kubuka pinto dorm dan menemukan sebuah kotak lagi, kotak mengerikan itu muncul lagi, dan pastinya itu ditujukan untukku.
Sudah selama 2 minggu terakhir ini aku selalu menerima kiriman-kiriman mengerikan dan haters yang membenciku karena skandalku dengan Wooyoung oppa.
Kututup kembali pintu dorm dan bersandar disana, aku menghela nafas panjang sambil mengingat lagi terakhir kali aku bertemu dengan Wooyoung oppa.
“apa yang terjadi ini benar-benar mengecewakanku, kalian berdua benar-benar membuatku kecewa. Apapun yang kalian lakukan, kalian harus lebih berhati-hati pada sekitar, apa lagi sekarang kalian berdua sama-sama mempunyai pasangan”
Aku dan Wooyoung oppa hanya tertunduk diam saat Jinyoung appa memarahi kami habis-habisan selama 2 jam penuh.
Semua hukuman yang harus kami jalani juga harus kami terima meskipun sangat berat rasanya, terutama bagian dimana aku dan Wooyoung oppa tidak boleh bertemu selama 3 bulan kedepan.
Kami kaluar dari ruangan itu sambil tertunduk lemas, aku tahu kenapa aku begini, aku kecewa karena tak bisa bertemu dengannya, tapi dia pasti bukan karena itu.
“Min-ah…” panggilnya, aku menoleh “mianhae, ini semua salahku”
Bisa kurasakan nada penyesalan didalam suaranya, aku menggeleng keras sambil memaksakan diriku untuk tersenyum.
“anieyo oppa, ini juga salahku, aku yang meminta bantuanmu saat itu, kau ingat? Jadi ini semua bukan sepenuhnya salahmu, atau bisa dibilang sama sekali bukan kesalahanmu”
“bisa kau hentikan itu?”
“apanya?” tanyaku bingung
“jangan jadikan dirimu sebagai penyebab kekacauan ini, itu akan membuatku semakin merasa bersalah”
Ia tertunduk dihadapanku, kulihat bulir-bulir bening mengalir dari sudut matanya.
“oppa? Kau menangis?”
Ia buru-buru menghapus air matanya, berusaha tersenyum dan menutupi semua penyesalannya, tanpa kusadari mataku juga ikut panas tapi kutahan agar air mata ini tak ikut mengalir.
“oppa, nan gwenchana, kita pasti bisa melalui ini semua. Dan… bisa kau sampaikan permintaan maafku pada Jiyeon? Aku tak ingin ia salah paham dengan ini semua oppa”
Wooyoung oppa mengangguk pelan, aku menghela nafas lalu berbalik meninggalkannya.
Air mata itu masih merasuki diriku setiap kali aku mengingat tentang Wooyoung oppa, mestinya semua ini tak jadi serumit ini kalau aku mampu mengubur semua perasaanku ini padanya.
Kurasakan hpku bergetar dari dalam sakuku, kubuka ternyata sebuah telpon dari Nichkhun oppa, akhir-akhir ini ia memang sering menghubungiku.
“ne oppa?”
“kau sedang apa Min-ah?”
“tidak ada, sedang bersantai”
“Miss A masih belum boleh tampil?”
Pertanyaannya mengingatkanku pada satu lagi hukuman yang harus kujalani, bukan hanya diriku tapi juga semua memberku.
Itu juga salah satu yang membuatku merasa semakin bersalah, jadwal kami yang seharusnya padat selama satu bulan terakhir ini terpaksa harus dicancel semua karena skandal yang terjadi.
“Min-ah!?” panggil Nichkhun oppa, menyadarkanku dari lamunanku
“n-ne oppa?”
“kenapa kau diam?”
“mian, aku melamun tadi”
“jangan sering melamun Min-ah, ingatlah bahwa ini semua bukan kesalahanmu, netizen hanya salah paham akan semua ini”
“ne, oppa. Kau sudah mengatakan itu ratusan kali, aku hampir muntah dibuatnya” kupaksa diriku untuk tertawa, kudengar juga suara tawanya disana
“aku akan menunggu sampai kau muntah Min-ah, hehe. Baiklah, kalau begitu sudah dulu ya?”
“ne”
Telpon terputus, aku berjalan lunglai menuju kamarku.
ooOoo
Wooyoung’s POV
Dia melamun lagi, dia masih saja sering melamun, dia pasti masih merasa bersalah akan ini semua. Tuhan, aku benar-benar merindukannya.
“sudah puas?” tanya Nichkhun hyung padaku
“oh, gomawo hyung”
“sampai kapan kau akan terus begini Uyong-ah?”
Aku menggeleng perlahan “entahlah hyung”
“jangan terus sakiti dirimu seperti ini Uyong-ah, kau harus tegas pada semuanya, termasuk pada perempuan itu”
“aku tahu hyung, hanya saja aku belum siap”
Aku berjalan menuju kamarku, ingin sekali rasanya istirahat dan melupakan ini semua, tapi entah mengapa selalu saja merasuk kedalam mimpiku.
Aku memandang sebuah foto dihadapanku, fotoku dengan satu-satunya anggota keluarga yang masih kumiliki, perempuan yang kusayangi, perempuan yang mengerikan.
Dia yang menyebabkan ini semua terjadi, bahkan kalaupun ini semua adalah perbuatan Jiyeon, pasti dialah yang memaksanya melakukan itu.
Aku kenal kau noona, sejak dulu kau tak pernah bisa berubah. Setelah kau menghancurkan hidupmu sendiri, sekarang kau ikut juga menghancurkan hidupku.
Tapi satu hal yang kusadari, aku sama sekali tak bisa membencinya, titik lemahku yang sangat disadarinya dan membuatnya jadi semakin seenaknya padaku.
Aku tak mampu membencinya, sebesar apapun kesalahan yang dia lakukan, tetap saja semua itu tak cukup untuk membuatku meninggalkannya.
Dia noonaku, satu-satunya noona yang kumiliki didunia ini, hanya dia. Sejahat dan sekejam apapun dia, dia tetap noonaku.
Kupejamkan mata dan kupaksa diriku untuk tertidur saat hpku berbunyi dan menerima sebuah pesan dari perempuan itu.
From : Bommie noona
‘ayo makan malam bersamaku,
Ada yang ingin kubicarakan denganmu Udon-ah’
Kulempar hpku kedinding kamar dan langsung hancur berkeping-keping, kututup mataku rapat-rapat, ingin segera terbenam kedalam dunia mimpi.
ooOoo
Author’s POV
Perempuan itu menatap kosong laki-laki dihadapannya, ia sendiri tak percaya kenapa ia mau datang menemui laki-laki itu.
Senyum tak pernah lepas dari wajah laki-laki itu sambil memperhatikan perempuan dihadapannya yang terus saja melamun.
“aku tahu kau akan datang” ucapnya datar
“bisa kau beri tahu aku?” tanya perempuan itu “aku justru tidak tahu kenapa aku mau datang”
Laki-laki itu tertawa mendengar kata-kata perempuan itu, sambil terus diseruputnya minuman yang ada dihadapannya.
“bagaimana keadaanmu sekarang?” tanya laki-laki itu lagi
“jauh lebih baik sebelum sebulan yang lalu”
“kau pasti sangat terkejut kan?”
“kalau ada kata yang lebih pas menggantikan kata terkejut, semua yang kalian lakukan selama ini semata-mata adalah kebohongan”
“aku tidak tahu apa-apa, jangan ikut menyalahkanku”
“kau ikut menyembunyikan kebenaran”
“well, aku rasa kau benar untuk yang satu itu, tapi itu bukan sama sekali niatku”
“terlepas itu adalah niatmu atau bukan, aku tidak perduli, yang aku tahu adalah kalian semua membohongiku selama ini”
“terserah padamu kalau itu caramu memandang semua masalah ini”
“aku tak punya gambaran akan pandangan lain, hanya itu yang ada dihadapanku sekarang, semua kebohongan dan kelicikan kalian yang perlahan mulai terbuka”
“jangan bicara kelicikan seolah-olah itu hal baru untukmu, aku mengenalmu sejak lama dan kelicikan juga kebohongan adalah bagian dari dirimu”
“wow! Apakah sekarang kau  yang berbalik menjudge ku?”
“bukan itu maksudmu, hanya saja aku merasa sedikit tersinggung saat kau mengatakan tentang kelicikan dan kebohongan dengan sebuah ekspresi lugu, seolah-olah kau sendiri bukan orang yang licik”
“jangan terlalu sok tahu tentang diriku”
“aku bukan sok tahu, tapi aku memang tahu. Kau pikir aku tidak tahu apa saja yang kau lakukan selama ini?”
“apa maksudmu?”
“kau pikir aku tidak tahu semua kebusukan dan kelicikan yang kau lakukan pada sahabat dan orang-orang disekitarmu? Dan itu semua kau lakukan hanya untuk memiliki seorang laki-laki yang nyatanya kau tahu sendiri, tidak memiliki perasaan untukmu”
“bisa kau tutup mulutmu? Kau benar-benar menyebalkan”
Laki-laki itu tertawa, ia menang, kata-katanya berhasil membuat bungkam perempuan dihadapannya itu.
ooOoo
“noona, berhenti minum sekarang, aku mohon”
Wooyoung menyingkirkan lagi botol minuman dari tangan Bom, tapi dengan cepat kembali dirampasnya dan diteguknya sekali lagi.
“aku masih ingin minum Uyong-ah, jangan larang aku”
“tapi kau sudah mabuk”
“aku? Belum, aku sama sekali belum mabuk, aku masih sangat sadar Uyong-ah”
“belum mabuk? Kau bahkan sudah tak bisa berdiri tegak lagi sekarang”
“haha, aku memang tak pernah mampu berdiri tegak sejak dulu Uyong-ah, kau ingat?”
“hentikan, aku malas membahasnya”
“tapi aku ingin” wanita itu berusaha menenangkan dirinya “aku tak pernah mampu berdiri sendiri Uyong-ah, kau selalu ada dibelakangku menopangku, dan sekarang setelah aku semakin lemah, aku memiliki kalian berdua untuk menopangku, aku benar-benar bersyukur”
“kau semakin tak karuan, aku antar kau pulang sekarang”
“tidak mau, aku masih ingin minum…”
Wooyoung menyerah, dibiarkannya Bom minum sampai ia benar-benar tak sadarkan diri. Wooyoung menatap Bom yang tertidur didepannya, tanpa terasa air mata mulai mengalir dari sudut matanya.
Ia menatap nanar perempuan yang paling dicintainya itu, masa lalu sudah merusak kepingan masa depan yang ingin disusun oleh mereka berdua selama ini.
“mianhae noona, aku akan tetap menjagamu apapun yang terjadi” ucapnya lirih.
ooOoo
“Jiyeon-ah, biar aku mengantarmu pulang” Seungho menahan Jiyeon dan menarik tanganya
“aku bisa pulang sendiri, oppa. Aku tak butuh siapapun untuk membantuku”
“haha, keras kepala”
“mwo?”
“kau sungguh keras kepala, ini sudah malam”
“apa kau pikir aku buta? Aku juga tahu kalau ini sudah malam, sudahlah kau pulang saja sana”
Jiyeon berjalan meninggalkan Seungho sendirian disana, beberapa saat kemudian Jiyeon menyadari bahwa Seungho masih mengikutinya.
Tak ingin menoleh, Jiyeon terus saja berjalan, berpura-pura tidak menyadari keberadaan Seungho dibelakangnya.
Seungho tahu kalau Jiyeon sengaja tidak menoleh meskipun tahu ia masih dibelakangnya, tapi kemudian Seungho nyaris menabrak Jiyeon saat Jiyeon tiba-tiba berhenti.
“oppa?” panggilnya lirih
Seungho mengikuti arah pandangan Jiyeon, dipinggir jalan seorang laki-laki berdiri disamping sebuah taksi, Wooyoung menoleh terkejut kearah Jiyeon.
Tapi bukan itu yang membuat mereka terkejut, mata Jiyeon, Seungho dan Wooyoung langsung mengarah pada seorang laki-laki yang berada didalam taksi yang terbuka pintunya.
Matanya terbelalak terkejut menyadari Jiyeon yang menatapnya sekarang, menyadari bahwa semua yang mereka sembunyikan selama ini akan segera terbongkar.
Laki-laki itu menutup pintu taksi dan meminta kepada sopir untuk segera pergi dari tempat itu, ia tak ingin Jiyeon mengetahui segalanya.
Jiyeon melangkahkan kakinya untuk mengejar taksi yang mulai melaju itu, tapi langkahnya terhenti, seseorang menahannya.
Tangan Wooyoung dengan cepat meraih tangan Jiyeon dan menghentikannya untuk mengejar laki-laki itu.
“oppa!!! Joon oppa!!!” panggil Jiyeon dengan suara bergetar.
To be continue…
ooOoo
Haiiiii…. Readers semua… *bow*
Gimana ceritanya? Udah mulai enakan belom? *emang lagi sakit* *plak*
Seperti biasa, author selalu kebingungan pas nyampe tengah-tengah, huft. (-_-“)
Dan akhirnya terjadilah *BOOOM* cerita yang makin gaje kayak gini. Haha.
Sedikit demi sedikit muncul beberapa cast baru yang gak author sebutin, karena memang awalnya mereka itu gak ada direncana awal, tapi yaaahh mau gimana lagi. (-_-“)
Tetap kasih kritik dan saran ya? Buat ngebangun cerita ini jadi cerita yang lebih jelas lagi.
Gomawo… *bow*
Annyeong… >,<

Opmerkings

Gewilde plasings van hierdie blog

Lirik Lagu Infinite Lately (White Confession) with Translate