First




Title: First…
Author: bluemallows
Rating: General
Length: Oneshoot
Main cast: Wooyoung ‘2PM’ and Suzy ‘Miss A’
Support Cast: JYP Nation artists
Disclaimer: Semua tokoh yang ada di FF ini adalah milik Tuhan. Sedangkan jalan ceritanya murni dari pemikiran author yang juga berasal dari Tuhan ^^
Credit Poster: Jielll (mybanmal19.wordpress.com)
Author’s Note: Apapun pendapat kalian, please kasih comment! Don’t be a silent reader!

  1. i.                    First  Day
Yeoja itu – Bae Suzy – mengayunkan kakinya dengan malas menuju sekolah barunya. Tidak seperti kebanyakan orang yang antusias saat hari pertama sekolah, Suzy malah bermalas-malasan untuk datang ke SMA barunya. Suzy berjalan perlahan menuju ruang kelasnya, 10.4 tanpa berbicara sepatah kata apapun, karena ia selalu sendirian.
“Cepat masuk!” Ucap seseorang yang berdiri di depan kelas
Tanpa mempercepat langkah, Suzy berjalan di barisan kedua kelas itu “Ne..”
“Perkenalkan saya wali kelas kalian, Park Jinyoung imnida” Ucap seseorang yang menyuruh Suzy untuk masuk ke kelas tadi.
Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Suzy dari belakang,
“Hei! Kau kapten cheerleader saat SMP kan?” Tanya seseorang yeoja sambil tersenyum pada Suzy
Suzy memandang gadis itu sejenak, dan menganggukkan kepalanya.
“Minyoung-imnida” Lanjut gadis itu
Suzy hanya diam, lalu menghadapkan kepalanya ke arah Jinyoung-seonsaengnim yang menjelaskan denah sekolah.
“Namamu Bae Suzy.. Iya kan?” Tanya Minyoung
“Kalau sudah tau, untuk apa kau bertanya?” Tanya Suzy balik tanpa melihat wajah Minyoung
“Ck.. Sombong sekali..” Gumam Minyoung
Suzy hanya menatap Jinyoung-seonsaengnim dengan tatapan kosong. Sesekali guru paruh baya itu terbatuk-batuk saat berbicara.
“Mulai besok lusa kalian akan memulai pelajaran. Jadi siapkan diri kalian baik-baik” Ujar Jinyoung-seonsaengnim
Terdengar suara samar-samar beberapa orang yeoja dari barisan belakang
“Episode kemarin malam sangat seru!”
“Sayang sekali aku tidak sempat menonton…”
“Pemeran utama kemarin terlihat sangaaattt tampan!”
“Semoga aku bisa menonton untuk episode minggu depan!”
Suzy melirik ke arah 3 orang yeoja yang duduk di pojok ruangan itu, “Dasar drama-addict”
Suzy, yeoja berumur 14 tahun, mantan kapten cheerleader SMP, membenci drama, dan.. Sedikit sombong.
Krrriiiiingggg!!
“Baiklah, kalian bisa pergi berkeliling sekolah selama istirahat” Kata Jinyoung-seonsaengnim sambil berjalan keluar kelas
Seperti biasanya, tanpa seorang teman Suzy berjalan keluar kelas dan berjalan menuju kantin.
“Pengumuman kepada murid kelas 10 dan 11, bagi yang berminat mengikuti audisi anggota tim basket dan cheerleader tahun ajaran 20xx/20xx, harap masuk ke dalam ruang olahraga sepulang sekolah. Terimakasih.” Suara dari pengeras suara itu lenyap
“Pasti Bae Suzy yang terpilih menjadi kapten cheerleader. Aku berani bertaruh!” Ucap suara yeoja di belakang Suzy
Suzy meneguk segelas air mineral yang berada ditangannya, dan meluncurkan tatapan tajam pada yeoja yang menyebut-nyebut namanya tadi.
Yeoja disebelahnya menyenggolnya, “Sohee-ya, dia dengar!”
“Biarkan saja. Memangnya dia akan peduli?” Tanya yeoja bernama Sohee itu.
~
“Ehm, sebelumnya perkenalkan saya Jia, pelatih tim cheerleader”
“Dan saya Jinwoon, pelatih tim basket”
“Kalian semua siap mengikuti pemilihan anggota tim basket dan cheerleader?” Tanya Jia-seonsaengnim
Rata-rata siswa yang berkumpul di ruang olahraga menunjukkan respon antusias. Ya, kecuali Bae Suzy.
“Suzy-ya,” Panggil Minyoung yang berdiri di sebelah Suzy
“Kau tau Jia-seonsaengnim? Ia berasal dari China dan dia sangaaaattt hebat!” Kata Minyoung dengan dilanjutkan cerita lainnya tentang Jia-seonsaengnim
Satu-per-satu siswa dan siswi dari kelas 10 maupun 11 menunjukkan kebolehannya dalam bidang basket, ataupun cheerleader.
“Kami berdua sudah melihat kemampuan kalian semua, dan kami rasa kemampuan kalian rata-rata cukup di atas standar dan cukup memuaskan” Ucap Jinwoon
“Tapi, kami memilih Jang Wooyoung sebagai kapten tim basket. Dan Ahn Sohee sebagai kapten cheerleader” Ujar Jia
Tetapi Jinwoon memandang Jia dengan tanda tanya besar, dan berbisik pada Jia yang membuat siswa menjadi penasaran.
Jia mengangguk-anggukkan kepala setelah mendengar perkataan dari Jinwoon, “Mianhae, maksud saya Bae Suzy sebagai kapten cheerleader”
Tepukan tanganpun sudah terdengar untuk Suzy dan Wooyoung yang tersenyum puas.
“Nama-nama anggota selanjutnya akan ditempelkan di papan pengumuman. Terimakasih atas perhatian kalian”
Sesaat setelah kedua guru itu berlalu, suasana ruang olahraga menjadi ramai membicarakan Wooyoung dan Suzy.
“Sudah kubilang, Suzy yang akan menjadi kapten cheerleadernya” Ucap Sohee dengan pandangan tidak enak pada Suzy
Bagi Suzy sindiran, dan gossip  merupakan hal yang biasa dan makanan sehari-harinya sejak SMP.
  1. i.                    First Meeting
Seminggu kemudian….
“Sunbae! Latihanmu tadi sangat mengagumkan!” Ujar Sohee pada Wooyoung, kapten tim basket
“Gomawo” Jawab Wooyoung singkat sambil terus berjalan di koridor dengan locker milik siswa di sisi kanan dan kiri.
“Kuharap tim basketmu memenangkan pertandingan musim gugur mendatang!” Sahut Yeeun
Wooyoung hanya tersenyum dan terus berjalan sambil sesekali men-dribble bola basket yang ada di tangan kanannya.
Suzy mengambil handuk dari lockernya dan mengusap keningnya yang berkeringat lalu mengencangkan ikat rambutnya yang berwarna silver.
“Jaebeom-ah! Tangap!” Seru Wooyoung sambil melemparkan bola pada Jaebeom yang berdiri dengan jarak sekitar 5 meter darinya.
Dan.. Bugghhh!!
Bola itu mendarat tepat mengenai tulang pipi kanan Suzy.
“Eh? Mian..” Ucap Wooyoung sambil mengambil bola miliknya, dan berlalu begitu saja
Suzy melihat bekas bola basket ‘nyasar’ menghantam tulang pipi kanannya yang sekarang berwarna biru keungu-unguan di depan kaca.
“Ya! Kau kapten tim basket!” Teriak Suzy dan membuat beberapa orang menoleh padanya
“Wooyoung-ah, dia memanggilmu” Ucap Jaebeom sambil menunjuk Suzy
Beberapa siswa berkerumun di dekat Suzy yang masih memasang tampang marah pada sang kapten tim basket, Wooyoung.
“Wooyoung-ah, kurasa kau harus membawanya ke UKS” Ucap pemain cadangan pindahan dari Thailand, Nichkhun
“Ne sunbae. Kurasa Sunbae harus membawa Suzy-ya ke UKS” Sahut Minjoo
“Sebaiknya kau membawanya ke UKS, daripada masalah bertambah besar” Ujar Jaebeom
“Dia pandai membesar-besarkan masalah” Bisik Jaebeom di telinga kiri Wooyoung
Kapten tim basket itu menghela nafas panjang, dan menarik lengan Suzy menuju UKS. Wajah Wooyoung tidak mencerminkan perbuatan yang ikhlas, tapi terpaksa tepatnya sangat terpaksa.
“Cepat duduk” Ucap Wooyoung dengan ketus saat melihat kursi di ruang UKS
Suzy hanya mengikuti perintah dari Wooyoung, duduk di kursi berwarna cokelat tua itu. Wooyoung sudah datang di hadapan Suzy dengan membawa Kotak P3K dan salep untuk mengobati memar di tangannya.
“Oleskan sendiri” Ucap Wooyoung sambil melemparkan salep itu.
Wajah Suzy menunjukkan raut wajah bingung, bukan tidak tau cara memakainya, tetapi tidak ada kaca di ruangan itu.
“Mana kacanya?” Tanya Suzy pelan
“Memangnya kau tidak bisa melakukannya tanpa kaca?” Wooyoung bertanya balik
Tiba-tiba Wooyoung mengambil salep yang ada di tangan Suzy dan mengoleskannya perlahan di tulang pipi Suzy.
“Ah.. Sakit..” Kata Suzy
“Kau tau, aku datang kesini hanya untuk menghindari masalah besar lainnya” Kata Wooyoung yang sama sekali tak berhubungan dengan perkataan Suzy barusan
“Masalah besar? Maksudmu?” Tanya Suzy
“Misalnya, aku mendapat peringatan, dan tidak boleh bermain basket selama seminggu,” Jawab Wooyoung
Wooyoung memutar bola matanya, “Atau mendapat citra buruk dari banyak orang”
“Memangnya kau kira aku akan berpikir yang tidak-tidak?” Tanya Suzy
“Mungkin saja? Aku tau kau cukup terkenal dikalangan namja kan?” Jawab Wooyoung
“Meski kau banyak tidak disukai oleh yeoja” Lanjut Wooyoung
Suasana mendadak menjadi hening.
“Sepertinya tahun lalu aku pernah melihatmu saat Jaebeom bertanding” Ucap Wooyoung
“Jaebeom bertanding? Dulu dia kapten tim basket sekolahku..” Jawab Suzy
“Saat pertandingan musim gugur tahun lalu. Kau menang kan?” Tanya Wooyoung
Suzy hanya menganggukkan kepalanya pelan.
“Kalau tidak salah.. Kau memakai ikat rambut warna silver seperti ini kan” Tanya Wooyoung lagi sambil meratakan salep di tulang pipi Suzy
Sekali lagi, Suzy menganggukkan kepalanya. Ia dapat merasakan hembusan nafas Wooyoung yang mengenai dagunya yang lancip.
Wajah mereka berdua yang berdekatan membuat darah Suzy seolah berpusat pada kedua pipinya sehingga berubah menjadi berwarna merah. Dan, kecepatan detak jantung yang diluar batas.
“Selesai” Kata Wooyoung sambil memasukkan salep itu ke dalam kotak P3K dan meletakkannya pada posisi semula
Tanpa mengucapkan apapun, Wooyoung berjalan keluar dari ruang UKS.
“Ehm.. Gomawo” Ucap Suzy pelan
Tetapi tidak ada jawaban, Wooyoung sudah sibuk dengan bola basketnya lagi.
  1. ii.                  First Love

Gadis itu menutup buku tugasnya, “Akhirnya tugas Fisika sudah beres..”
“Tugas Bahasa Inggris dan Biologi juga sudah selesai” Ia tersenyum puas
Suzy menguap dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang dengan bed cover berwarna biru langit. Matanya menerawang ke atas langit-langit kamarnya, sambil sesekali menghela nafas panjang.
Hari yang melelahkan, batin Suzy dalam hati
Tangan Suzy meraba memar di tulang pipi kanannya, “A.. Masih sakit..”
Tiba-tiba seseorang terlintas jelas di langit-langit kamar Suzy yang masih ia pandangi itu, sang kapten tim basket – Wooyoung. Mendadak Suzy bangkit dari tempat tidurnya.
“Aish! Kenapa tiba-tiba namja itu muncul!” Ujar Suzy
Suzy menggaruk kepalanya pelan, “Kurasa aku harus tidur lebih awal malam ini”
Ia berjalan menuju kamar mandi, menyikat giginya lalu mencuci wajahnya dengan sabun wajah yang dibelikan ibunya tadi pagi. Sesaat setelah Suzy mengeringkan wajahnya dengan handuk, ia melihat ke kaca, tetapi pantulan wajahnya berubah menjadi wajah Wooyoung.
“Pasti efek bola basket tadi” Gumam Suzy sambil memukul-mukul kepalanya sendiri dan berjalan menuju tempat tidurnya.
Kalau kapten basket itu muncul sekali lagi, aku benar-benar akan menjadi gila. Batin Suzy sambil meringkuk di balik selimut bermotif teddy bear.
Perlahan-lahan gadis itu memejamkan matanya dan..
“HEI KAU JANG WOOYOUNG!” Teriak Suzy
“Suzy-ya? Kau tidak apa-apa?” Terdengar suara Eomma dari luar kamar
“Eh? Ani Eomma.. Gwaenchana” Seru Suzy
Suzy bangkit dari tempat tidurnya dan meraih handphone yang ia letakkan di atas meja belajarnya. Ibu jari serta telunjukknya sibuk menekan-nekan layar touch screen dan mengetik ‘Tanda jika seseorang sedang jatuh cinta’ di browser handphonenya.
Satu detik, dua detik.. Hasil pencarian di Daum segera muncul.
“Tunggu sebentar,”
“Memangnya ada apa aku harus mencari dengan keyword ‘Tanda jika seseorang sedang jatuh cinta’? Memangnya aku jatuh cinta? Pada kapten tim basket?”
Seolah tidak bisa berkompromi dengan otak, jemari dan mata Suzy membaca artikel berjudul ‘4 tanda kamu sedang jatuh cinta!!’ baris demi baris yang terpampang di layar ponselnya itu.
“Saat kau berada di hadapannya, detak jantungmu menjadi lebih cepat dari biasanya,”
“Timbul perasaan aneh saat kau berada di dekatnya,”
“Kau selalu memikirkannya, dan bingung terhadap perasaanmu sendiri,”
“Yang terakhir dan yang terpenting, Jika kau membaca ketiga tanda di atas dan seseorang muncul di pikiranmu. Itu artinya kau sedang jatuh cinta padanya!”
Suzy menatap kalimat terakhir dan berpikir beberapa saat, “Jang.. Wooyoung? Aku.. Jatuh cinta padanya?”
Ia menarik selimut dan menutup matanya di balik selimut. Ini adalah pertama kalinya, gadis kaku itu bingung terhadap perasannya sendiri.
  1. iii.                First smile
Memar di tulang pipi Suzy hilang sepenuhnya dalam waktu 2 minggu. Hari ini, tepat 2 minggu bola basket itu mengenai tulang pipi Suzy. Dan, dalam kurun waktu itu, sekali pun Wooyoung tidak pernah tersenyum di hadapan Suzy.
Seperti biasanya setelah latihan, Suzy berjalan menuju lockernya untuk mengambil handuk dan menyeka keringat yang ada diwajahnya. Ia pun meneguk air dari dalam botolnya sambil berjalan di koridor.
“Ssst!! Wooyoung-ah, Itu gadis yang kau bicarakan itu kan?” Tanya Taecyeon, pemain inti
“Iya, dia orangnya” Sahut Jaebeom sambil tersenyum usil pada Wooyoung
Kedua sudut bibir Wooyoung terangkat tepat saat Suzy menatap kapten tim basket yang biasanya belum pernah tersenyum padanya sebelumnya. Atau mungkin bukan padanya, tapi kebetulan.
Sekali lagi, Suzy mendapati jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya saat ia melihat wajah Wooyoung yang tengah tersenyum. Wajah Wooyoung yang biasanya terkesan dingin, mendadak menjadi sangat hangat, dan.. tampan? Entahlah.
“Ya, kau.. Suzy-ya,” Ucap seseorang yang tiba-tiba muncul di depan Suzy dengan tatapan mengancam
Tidak hanya seseorang, tepatnya 3 orang yang tak lain adalah Sohee, Yubin, dan Yeeun.
“Jangan coba-coba mendekati Wooyoung lagi” Lanjut Sohee
Tanpa mengubah ekspresi datarnya, Suzy menjawab dengan santai “Aku tidak pernah mendekatinya,”
Yeeun mengangkat satu alisnya, “Lalu, bagaimana dengan kejadian di UKS 2 minggu lalu?”
“Dia yang menarikku menuju UKS. Bukan salahku kan?”
Yeeun, Sohee, dan Yubin bertukar pandangan sejenak, “Ayo, kita pergi” Kata Sohee
Ketiga gadis itu berjalan meninggalkan Suzy. Sedangkan Yenny, ia menepuk pundak Suzy dan berkata, “Kau tau kan, kami bisa melakukan apapun?”
Ia menatap tajam Suzy beberapa detik, lalu menjambak kecil rambut panjang kapten tim cheerleader itu.
“Ck”
Suzy hanya bisa menatap tajam gang ‘Wonderful’ – yang selalu saja membuat masalah, masalah, dan masalah – Lalu mengambil tas ranselnya dan berjalan menuju gerbang sekolah.
Tiba-tiba seorang namja berdiri di depannya, “Annyeong,”
“Ini untukmu” Lanjutnya sambil menyodorkan ice cream strawberry
Suzy mengangkat kepalanya untuk melihat wajah namja di depannya itu. Wooyoung sudah berdiri dengan menyodorkan ice cream strawberry untuknya.
“Gomawo” Ucap Suzy sambil meraih kaleng itu, lalu melenggang keluar gerbang
Tetapi, Wooyoung juga ikut berjalan di belakang Suzy, “Ini.. Sebagai permintaan maafku”
“Gwaenchana, lagi pula memar di pipiku sudah hilang” Jawab Suzy sambil menengok ke arah wajah Wooyoung
Sekali lagi, tepat saat Suzy melihat menuju Wooyoung, ia mendapati sudut bibir Wooyoung tengah terangkat. Dan, tiba-tiba saja bibir Suzy membentuk lengkungan yang mengarah ke atas, ia tersenyum karena Wooyoung.
“Tunggu,” Suzy menghentikan langkah kakinya
“Untuk apa kau mengikutiku?”
Wooyoung meneguk minuman di dalam kaleng dan tersenyum, “Aku tidak mengikutimu, aku berjalan pulang ke rumahku”
Suzy mengangguk-anggukkan kepala, dan berjalan lagi “Memangnya dimana rumahmu?”
Wooyoung berjalan menyamakan langkah Suzy, “Jaraknya 4 rumah dari rumahmu”
Suasana menjadi hening beberapa saat. Tidak ada suara satupun yang keluar dari mulut mereka berdua.
“Kau ikut  pertandingan musim gugur 2,5 bulan lagi, kan?” Tanya Wooyoung
Suzy mengangguk dengan pasti, “Tentu saja. Kau sendiri?”
“Ehm.. Kurasa kau harus memanggilku ‘sunbae’ atau apapun yang pasti lebih sopan daripada ‘kau’” Ujar Wooyoung
“Aku kakak kelasmu” Lanjut Wooyoung
Gadis di sebelah Wooyoung mengerutkan dahinya, “shireo. Aku tidak mau”
Wae?” Tanya Wooyoung
“Wajahmu terlalu imut untuk seorang anak kelas 11” Jawab Suzy santai sambil mencubit pipi kanan Wooyoung dan tertawa
Wooyoung melepaskan perlahan tangan Suzy dari pipinya, “Aish.. Aku benci pipiku”
“Baiklah, terserah kau. Aku tidak terlalu mempermasalahkannya” Lanjut Wooyoung sambil tersenyum sekali lagi pada Suzy
  1. iv.                 First Heartbreak
Setelah hari itu berlalu, nyaris setiap hari Wooyoung mengikuti Suzy untuk berjalan ke rumah mereka yang hanya berjarak 4 rumah itu.
“Annyeong” Sapaan itu selalu mengantarkan keduanya ke dalam pembicaraan yang hampir tidak ada habisnya, sama seperti halnya sore itu.
“Pertandingan basket tinggal seminggu lagi, kau sudah siap kan?” Tanya Wooyoung sambil mendribble bola basketnya
“Ng.. Semoga aku bisa ikut..” Jawab Suzy lemas
Wooyoung berhenti mendribble bola basket ditangannya, “Kenapa begitu?”
Suzy menghela nafasnya yang terasa berat, “Sebenarnya.. Ayahku sedang dikejar-kejar oleh debt collector. Dan paling tidak, kuharap aku dan keluargaku akan diusir dari rumah setelah pertandingan itu berlangsung”
“Ehm.. Mianhae..” Ujar Wooyoung
“Anio, Gwaenchana. Tapi janji, kau tidak akan memberitahu siapapun” Kata Suzy sambil mengulurkan jari kelingkingnya ke depan wajah Wooyoung.
“Yaksok?”
“Ne, Yaksok” Jawab Wooyoung sambil mengaitkan kelingkingnya pada kelingking Suzy
Suzy tersenyum, “Sebelumnya, aku tidak pernah merasa senyaman ini berbicara dengan seseorang, apalagi dengan seorang namja”
“Sejak aku SMP, teman-temanku dari SD pergi meninggalkanku dan mereka lebih memilih bersama teman-teman baru mereka. Dan sampai sekarang, aku tetap selalu sendirian”
Wooyoung hanya bisa menjadi pendengar yang sesekali tersenyum di samping gadis yang lebih pendek kira-kira 8cm darinya itu.
~
Berawan. Satu kata yang bisa mendeskripsikan cuaca pagi itu, sama seperti suasana sekolah. Hanya dalam jangka waktu beberapa detik setelah Suzy melangkah masuk ke dalam gerbang sekolah, nyaris semua siswa memandangnya dengan tatapan aneh, dilanjutkan dengan berbisik-bisik satu sama lain.
“Suzy-ya, memang benar ayahmu sedang dikejar oleh debt collector?” Tanya Fei – Kakak kelas Suzy, pindahan dari China – dengan pandangan aneh.
“Kata orang-orang, kau dalam kondisi ekonomi yang krisis ya?” Tanya Changmin yang kebetulan berpapasan dengan Suzy
“Semoga kau bisa ikut pertandingan minggu depan, Suzy-ya!” Ucap Junho sambil menepuk pundak Suzy
“Aku juga berharap begitu” Sahut Junsu yang berjalan di sebelah Junho
Pikiran Suzy dipenuhi oleh tanda tanya besar, dari mana mereka tau tentang ‘rahasia’ yang ia ceritakan pada Wooyoung? Bagaimana mungkin kabar menyebar begitu cepat? Setega itu Wooyoung menyebarkan rahasianya?
Kelas 10.2
Sohee berdiri di depan pintu kelas seakan sudah menunggu kehadiran Suzy, “Hmm.. Aku ikut prihatin dengan kondisi keluargamu”
“Ckckck.. Malang sekali nasibmu.,” Sahut Yeeun
“Apa yang kalian maksud?” Tanya Suzy
“Kami sudah mendengarnya, ayahmu sedang dikejar oleh debt collector, benar kan?” Ujar Yubin
Suzy hanya mendengus kesal dan melanjutkan langkahnya menuju tempat duduknya.
Awas kau, Jang Wooyoung. Batin Suzy
Dan sampai pulang sekolah pun, hampir setiap siswa yang berpapasan dengan Suzy menanyakan tentang ayahnya, pertandingan minggu depan yang membuat Suzy benar-benar frustasi.
Seperti hari-hari biasanya, tanpa diperintah Wooyoung sudah menunggu Suzy di gerbang sekolah untuk berjalan bersama sepulang sekolah.
“Annyeong” Sapa Wooyoung
Sapaan itu membuat Suzy menghentikan langkahnya dan menatap Wooyoung tajam beberapa saat, “Aku tidak percaya, kau memang tidak bisa dipercaya,”
“Awalnya, aku sudah benar-benar mempercayaimu dan kukira kau tidak akan membocorkannya ada siapapun, ta-”
“Tunggu, Aku membocorkan apa?”  Tanya Wooyoung memutus pembicaraan Suzy sambil mengerutkan dahinya
“Ck! Kau tidak perlu berpura-pura memasang tampang seperti itu!” Seru Suzy sambil berlari meninggalkan Wooyoung yang masih bersandar di pagar sekolah.
Wooyoung hanya melihat Suzy semakin menjauh dari pandangan matanya, “Membocorkan apa? Rahasia yang ia katakan kemarin?”
“Tapi, aku tidak membocorkan rahasia itu..” Gumam Wooyoung sambil berjalan keluar dari gerbang sekolah.
~
Suzy hanya berdiam diri di kamar sambil membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Tanpa ia sadari, air mulai menetes dari bola matanya, perlahan-lahan.
Air mata itu terus jatuh dari kedua mata Suzy. “Paboya.. Kenapa aku mempercayai namja itu..?”
“Mau bagaimanapun, semuanya sudah terlambat” Ia menghapus air matanya, sekali lagi.
“Kau, Jang Wooyoung.. Kau tidak tau, rasa sakit yang kurasakan? Aku benar-benar menyesal, mempercayaimu! Nappeun namja!” Seru Suzy
“Kalau saja dari awal aku tidak menceritakannya pada Wooyoung. Semuanya tidak akan menjadi seperti ini”
~
“Annyeong” Sekali lagi, belum lelah-lelahnya Wooyoung menyapa Suzy di gerbang sekolah
Suzy sama sekali tidak menatap Wooyoun, kecuali hanya sepatu putih yang warnanya sudah menjadi kusam milik Wooyoung.
Kejadian itu selalu terulang setiap hari, sampai hari pertandingan itu tiba.
  1. v.                   First Accident
Suzy menatap pantulan badannya di depan kaca. Pakaian seragam cheerleader miliknya sudah terlipat rapi di dalam tas, lengkap dengan dua botol minum yang selalu ia bawa.  Gadis itu bisa tersenyum lega sekarang, semalam ia mendengar pembicaraan ayahnya lewat telepon dengan seseorang yang menyatakan semua utang keluarganya sudah lunas.
“Eomma, aku pergi dulu, doakan aku ya!” Seru Suzy sambil melambaikan tangan kea rah ibunya yang sedang membersihkan ruang tamu.
Wanita paruh baya itu tersenyum, dan melambaikan tangan pada putri kesayangannya yang sudah berlari menuju gedung olahraga tempat diadakan lomba basket dan cheerleader tahunan.
Gadis itu tersenyum saat mendapati tempat duduk di gedung olah raga itu sudah dipadati oleh banyak orang, termasuk supporter dari sekolahnya sendiri. Ia melanjutkan langkahnya menuju ruang ganti di belakang gedung olahraga itu.
“Sunye hwaiting!” Terdengar suara khas dari Minyoung menyemangati anggota tim cheerleader
“Sohee hwaiting!”
Gadis periang itu member semangat pada setiap orang yang ia jumpai di ruang ganti itu yang berisi 20 anggota cheerleader.
“Suzy-ya? Kau sudah datang? Hwaiting ya! Kau pasti bisa!” Seru Minyoung sambil mencubit pipi kiri Suzy
“Ck, lepaskan” Sahut Suzy dingin
Suzy menghela nafas panjang, dan berkata dengan lantang, “Baiklah semuanya, kita harus lakukan yang terbaik hari ini! Untuk sekolah kita!”
Tidak ada satu pun yang menanggapi Suzy, kecuali Minyoung yang berteriak-teriak tidak jelas dengan semangat.
“Semuanya! Cepat bersiap untuk masuk ke dalam gedung dan duduk di kursi peserta cheerleader! Kalian harus memberi support juga kepada tim basket untuk bertanding!” Ucap Jia-seonsaengnim
“Pertandingan cheerleader dimulai setelah ditentukan pemenang tim basket, kalian bisa berlatih di pojok gedung olahraga, sambil menyemangati tim basket” Lanjut Jia-seonsaengnim sambil mengisyaratkan agar semuanya masuk ke dalam gedung.
Wooyoung, Jaebeom, Taecyeon, Seulong, dan Chansung sudah berdiri di tengah-tengah gedung olahraga, menunggu bola basket itu jatuh di tangan mereka. Pancaran wajah dari kelima peserta tim basket andalan itu sudah memancarkan aura optimis. Suzy hanya berpangku tangan, sambil mengamati Wooyoung dari kursi yang disediakan khusus untuk cheerleader dan pemain cadangan.
“Jang Wooyoung Hwaiting!!!!” Seru Sohee persis dari belakang telinga Suzy
Sang kapten tim menengok ke arah sumber suara dan mengedipkan mata kirinya.
“Lihat, dia mengedipkan satu matanya padaku!! Kyaaa!!” Teriak Sohee
“Kau beruntung sekali Sohee-ya..” Sahut Hyerim
Tiba-tiba Jia duduk di kursi kosong di sebelah Suzy, “Untung saja kau bisa ikut pertandingan hari ini,”
“Kukira kau tidak akan datang hari ini” Lanjutnya sambil tersenyum ke arah Suzy
~
“Ck, lama sekali ya..” Ucap Minyoung sambil menguap
Priiiiiitttt!!! Bunyi peluit berbunyi dari wasit, babak semi-final berakhir, dan sekolah kebanggaan mereka semua lolos masuk ke babak final – sudah terduga sejak awal pertandingan berlangsung -.
“Suzy-ya, 10 menit lagi final akan dimulai. Aku, Yeeun, Yubin, Fei, dan Lim akan memberi support pada tim Wooyoung. Ayo ikut!” Ucap Sohee sambil menarik tangan Suzy
“Untuk apa? Lebih baik kau simpan tenangamu” Kata Suzy
Sohee mengkerutkan dahinya, “Ini kan bisa digunakan untuk pemanasan juga!”
“Ck, baiklah.. Sekali ini saja..” Gumam Suzy sambil mengikuti 5 siswi itu ke pojok ruangan.
Prriiittt! Peluit tanda pertandingan dimulai sudah berbunyi.
“Ayo, kita mulai sekarang saja” Ujar Lim
Mata keenam gadis remaja itu tidak bisa tenang, mereka selalu mengikuti gerakan para pemain basket. Suasana gedung olah raga itu menjadi menengang, pandangan setiap penonton mengarah ke bola basket.
“Wooyoung! Ini kesempatanmu!” Seru Jinwoon
Tetapi, saat pemain bernomor punggung 12 itu akan memasukan bola basket itu ke dalam keranjang, ia tepat melihat wajah Suzy yang terlihat berharap ia dapat memasukkannya ke dalam keranjang basket yang sudah persis di depannya.
Gagal.
“Ck! Paboya!” Ucap Jaebeom kepada Wooyoung
Hingga pertandingan menuju akhir, skor masih seimbang, 17-17. Detik demi detik berlalu dengan tingkat ketegangan yang diatas rata-rata. Sisa 1 menit terakhir.
“Pertandingan akan berakhir, jangan lupa formasi” Ujar Suzy
“Kau yang di atas kan?” Tanya Fei sambil terus bergerak
“Ng” Jawab Suzy sambil menanggukkan kepalanya
Bola berpindah dari tangan ke tangan lainnya, hingga..
Aba-aba keluar dari mulut Suzy, “Sekarang!”
Tepat saat Wooyoung akan memberikan lemparan mautnya, tiba-tiba.. Gubrakk!!
Konsentrasi namja itu buyar setelah ia melihat Suzy terjatuh dari atas formasi.
“Errr..” Erang Suzy menahan rasa sakit sambil memegang tangan kanannya
Tenanga medis yang sudah berdiri di pinggir lapangan di dalam gedung olah raga itu segera mengangkan Suzy dan membawanya keluar.
“Wooyoung! Kau lihat apa?! Cepat masukkan ke dalam keranjang!!” Teriak Jinwoon dari batas garis
Wooyoung kembali memfokuskan pandangan matanya kepada ring basket, tapi terlambat. Bola itu sudah lebih dulu direbut oleh tim lawan.
“Wooyoung-ah! Kau kenapa?” Tanya Seulong sambil terus berlari mengejar bola di detik-detik akhir
Tapi bola itu selamat di tangan namja bertinggi 185 cm, Ok Taecyeon. Bola itu masuk dengan sempurna ke dalam ring basket setinggi 2,75m itu.
~
Perlahan-lahan Suzy menggerakkan jemari tangan kirinya, dan membuka matanya. Terlihat cahaya dari lampu yang terpasang di langit-langit ruangan itu.
“Aku.. Di mana?” Tanya Suzy
Tiba-tiba seseorang melesat ke samping tempat tidur, “Suzy-ya? Kau sudah sadar?”
“Kau masih mengenali aku kan? Siapa namaku?” Tanya gadis itu lagi
Suzy mengedipkan matanya beberapa saat, “Kau belum jawab pertanyaanku. Aku dimana sekarang?”
“Kau sedang berada di kamar rumah sakit.. Sekarang sudah jam 6 sore, aku datang kesini untuk menjengukmu” Jawab satu-satunya gadis yang masih peduli pada Suzy, Minyoung.
Bola mata Suzy melirik ke arah tangan kanannya yang terbungkus dengan gips, “Ada apa dengan tanganku?”
“Eh.. Ini, sebentar” Ucap Minyoung sambil mengulurkan handphone ke depan Suzy
“Ini.. Rekaman dari salah satu sunbae kita, Jung san dan Jo Kwon”
Terlihat dengan jelas dari layar handphone milik Minyoung, beberapa detik setelah Suzy berdiri dengan sempurna di atas formasi, tangan Sohee dan Yeeun melepaskan kaki Suzy, sehingga kapten mereka terjatuh. Suzy hanya menghela nafas panjang, seolah sudah menebak siapa yang ada dibalik kecelakaan pertama yang dialaminya setelah menjadi anggota tim cheerleader sejak SMP.
“Entah apa yang Sohee dan Yeeun pikirkan sampai ia tega berbuat seperti itu..” Ucap Minyoung sambil memasukkan handphone miliknya ke dalam saku
“Bagaimana hasil pertandingan tadi?”
“Tim basket meraih juara pertama, sedangkan tim cheerleader kita meraih juara ketiga”
Suasana menjadi hening di kamar pasien itu selama beberapa saat
“Ah iya, aku lupa memberitahumu sesuatu,” Kata Minyoung
“Tentang berita ayahmu yang tersebar luas di sekolah, itu bukan karena Wooyoung tapi-” Lanjut Minyoung terputus
Belum sampai Minyoung menyelesaikan kalimatnya, Suzy langsung menyela, “Tapi?”
“Tapi, Sohee, Yubin dan Yeeun. Aku melihat mereka bertiga mengikuti kalian berdua sepulang sekolah, tepat sehari sebelum berita itu tersebar” Jawab Minyoung pelan
Mata Suzy membelalak, “Mwoya? Kau yakin?”
Minyoung mengangguk dengan yakin, “Tentu saja aku yakin, Aku mendengar rencana mereka bertiga,”
“Yang intinya, mereka akan membocorkan rahasia itu as soon as possible
“Ah.. jinjja.. mereka benar-benar keterlaluan” Gumam Suzy sambil menutup matanya dengan telapak tangannya
  1. vi.                 First…?
Gadis itu menghela nafas setiap kali menatap lengan kanannya yang masih terbungkus rapi dengan gips. Kata dokter, gips itu baru akan dilepas 2 minggu, sedangkan waktu baru berjalan seminggu.
“Ah iya! Aku melupakan soal Wooyoung!” Ucap Suzy sambil memukul kepalanya sendiri dengan tangan kirinya
“Aku bahkan belum sempat meminta maaf padanya” Lanjut Suzy sambil menuruni tangga sekolah
Kali ini, pikirannya dipenuhi oleh cara-cara meminta maaf yang tepat pada Wooyoung. Sudah seminggu ini Wooyoung tidak menyapanya sepulang sekolah, ia marah? Entahlah. Meminta maaf merupakan hal berat bagi Suzy, ia jarang, atau mungkin tidak pernah mengucapkan ‘maaf’ pada orang lain, terutama pada seorang pria.
Anak tangga demi anak tangga telah ia lalui, tiba-tiba ia teringat dengan cara Wooyoung meminta maaf padanya, dengan ice cream rasa strawberry yang tiba-tiba ia berikan pada Suzy.
“Pulang sekolah nanti, aku harus membeli ice cream strawberry, untuk Wooyoung” Kata Suzy sambil tersenyum puas.
~
Satu cone ice cream strawberry sudah dipegang gadis itu menggunakan tangan kirinya. Entah kenapa, ia yakin rasa strawberry adalah rasa ice cream favorit kapten tim basket. Tepat ketika Suzy melangkahkan kaki menuruni anak tangga, ia melihat Wooyoung sudah berdiri di hadapannya.
“Permisi” Ucap Wooyoung dengan sopan
Tetapi Suzy menghalangi langkah Wooyoung untuk melanjutkan naik ke atas tangga “I.. Ini, untukmu”
“Eh? Gomawo” Jawab Wooyoung sambil menunjukkan isyarat bahwa ia ingin naik ke atas
Sekali lagi, Suzy menghalangi langkah kaki Wooyoung, “Sebagai tanda permintaan maaf dariku”
“Maaf untuk?” Tanya Wooyoung
“Aku salah mengira, kukira kau yang menyebarkan berita tentang ayahku beberapa waktu lalu.. Tapi ternyata, bukan kau yang melakukannya” Jawab Suzy pelan
“Ah.. Gwaenchana..” Sahut kapten tim basket itu sambil sekali lagi mengisyaratkan ia ingin lewat
Untuk kedua kalinya, Suzy menghadang namja itu, “Tunggu, tunggu sebentar”
“Ada apa lagi?”
Suzy mendekatkan wajahnya ke arah namja di depannya, dan menatapnya dalam-dalam. Ia menghela nafas dan mengecup bibir namja itu dengan perlahan.
“Ng.. Apa yang kau lakukan?” Tanya Wooyoung canggung, terlihat dengan jelas kedua pipinya berubah menjadi warna merah seperti dua buah tomat
“Kau mau aku melakukannya untuk kedua kalinya?”
Wooyoung hanya tersenyum nakal, dan berjalan beberapa langkah – berlalu meninggalkan Suzy begitu saja.
“Dasar.. Aku dipermainkan oleh-” Gumam Suzy terputus
“Aku tidak akan mempermainkanmu,” Sahut Wooyoung sambil berjalan kembali ke hadapan Suzy, lalu melumat bibir gadis itu perlahan.

Opmerkings

Gewilde plasings van hierdie blog

Lirik Lagu Infinite Lately (White Confession) with Translate