The Princess First Love part 1

Author             : IrMa0430yes

Casts               : 2PM, Wooyoung, Miss A, Min, T-ara, Jiyeon, FT Island, Hongki
Tittle                : The Princess’ First Love
Genre              : Romance
Rating                         : PG+17
Disclaimer       : Nama diatas milik mereka sendiri, saya hanya memiliki ceritanya, cerita ini terinspirasi dari imajinasi saya sendiri. Cerita ini pernah saya post di

ooOoo

Part 1 : Gomawo…
Author’s POV
Wooyoung berlari menuju ruang latihan ketika mendengar kabar bahwa Min terpeleset saat latihan dan mengalami keseleo.
Dengan kecepatan penuh Wooyoung berlarian tanpa memperhatikan sekitarnya. Bahkan Chansung yang saat itu sedang duduk dilorongpun sampai terbengong melihatnya.
Wooyoung berhenti didepan pintu ruang latihan JYP. Ia menarik nafas dalam-dalam dan berusaha menenangkan dirinya.
Wooyoung membuka pintu dengan gaya santai seolah-olah ia datang untuk latihan biasa.
Disanalah ia, gadis pujaannya selama ini sedang duduk dikursi dan meringis kesakitan saat Eunjae –pelatih dance- sedang memasang perban karet dikakinya.
Member Miss A yang lain juga sedang duduk disekeliling Min yang sedang menahan sakit yang dirasakannya.
“wah kau kenapa Min? jatuh lagi?” Tanya Wooyoung dengan gaya tak peduli
“diam kau oppa. Aku ini sedang kesakitan tahu” gerutu Min dengan wajah kekanakan
Wooyoung duduk disamping Min sambil memperhatikan kaki Min yang sudah mulai terlihat membengkak.
“noona, apa tak sebaiknya kita bawa kerumah sakit saja? Itu sepertinya lumayan parah”
“andwae…! Kalau dibawa kerumah sakit aku pasti disuruh istirahat” timpal Min
“seharusnya memang begitu, tetapi Min bersikeras” Eunjae memasang ekspresi marah yang dibuat-buat kepada Min
“kau itu memang seharusnya istirahat tau! Kakimu sudah sebesar kelapa begini masih ingin kau paksakan?” Wooyoung menatap Min cemas
“aku hanya ingin latihan lagi oppa, untuk Comeback stage kami nanti. Aku tak ingin semuanya jadi kacau hanya gara-gara aku” Min menundukkan kepalanya
“benar eonnie, lagi pula comeback stage kita masih 1 bulan lagi” Suzy ikut memaksa Min
“Min-ah, dengarkan aku” Fei membalikkan badan Min untuk menghadapnya “yang terpenting saat ini adalah kondisimu. Jangan paksakan jika memang tak bisa, keadaan akan lebih kacau kalau kau terus bandel seperti ini”
“tapi…”
“Min-ah…” giliran Jia yang mulai berbicara “tak bisakah kau mengikuti keinginan kami sekali saja? Kalau sekarang kau istirahat, aku yakin minggu depan kau pasti sudah sembuh dan bisa latihan lagi”
Min terlihat bingung, ia menatap orang-orang disekelilingnya lalu berhenti dimata Wooyoung
“eonnie, Suzy-ah, aku tahu kalian ingin yang terbaik untukku, tapi aku juga ingin yang terbaik untuk comeback stage kita nanti. Latihan selama 1 bulan saja masih membuatku gugup, apalagi harus dikurangi 1 minggu” Min masih bersikeras dengan keinginannya
“tapi kalau dipaksakan, semuanya akan makin kacau. Bagaimana kalau kakimu bertambah parah? Aku harus menelpon Jinyoung hyung”
Wooyoung berdiri untuk mengambil hpnya yang ada didalam tas. Min berusaha bangun dan mengejar Wooyoung tapi malah terjatuh.
“aww…” Min meringis kesakitan sambil memegangi kakinya
Wooyoung seketika itu pula langsung berbalik dan menghampiri Min, begitu pula Eunjae dan member Miss A yang lain.
Dalam hitungan detik sudah ada 5 pasang tangan memegangi tubuh Min dan 5 pasang mata menatapnya cemas.
“gwenchana?” Wooyoung benar-benar merasa cemas melihat Min yang sejak tadi merintih kesakitan
“sakit sekali oppa” Min merengek seperti anak kecil
“eonnie gwenchana?” Suzy terlihat seperti akan menangis
“Suzy-ah, aku yang kesakitan saat ini. Kenapa jadi kau yang menangis” Min tertawa pelan melihat maknae nya begitu perhatian padanya
“sebaiknya kita bawa dia keruang istirahat, biar nanti aku telpon dokter” Eunjae mengeluarkan hpnya dan langsung menghubungi dokter
“kau bisa berdiri?” Tanya Jia pada Min yang juga mulai menangis
“sepertinya tidak, sakit sekali sampai akupun takut menggerakkannya eonnie”
Wooyoung langsung bangkit dan menggendong Min, Min yang kaget sekaligus malu langsung minta untuk diturunkan.
Begitu pula member Miss A yang ada disitu, semuanya merasa kaget dengan apa yang dilakukan Wooyoung, tetapi Wooyoung terus saja menggendongnya menuju ruang istirahat.
ooOoo
Min’s POV
Ya Tuhan, jangan buat aku begini. Kenapa jantungku sejak tadi rasanya seperti ingin melompat keluar.
Aku yakin, wajahku pasti sangat merah saat ini. Aku merasa malu digandong oleh Wooyoung oppa, tapi aku juga merasa senang karenanya.
Kuperhatikan wajahnya saat ia menggendongku, aku benar-benar mengagumi wajah ini sejak dulu.
Meski awalnya aku menganggapnya begitu aneh, tapi toh pada akhirnya aku tetap berakhir begini, jatuh cinta padanya.
Ia menurunkanku dengan hati-hati ditempat tidur, sambil terus menjaga agar kakiku tidak tersentuh olehnya.
“sekarang kau istirahat disini, tunggu sampai noona datang membawa dokter”
Ia bangkit untuk keluar ketika tanpa sadar tanganku menahannya, ia menoleh menatapku.
“temani aku dulu, oppa” aku menunduk, takut mendengar penolakannya
“baiklah” jawabnya tanpa ragu dan duduk disampingku
Bisa kurasakan saat ini jantungku berdetak sangan kencang, sampai aku merasa sepertinya Wooyoung oppa bisa mendengarnya.
“mian” ucapnya pelan
“waeyo oppa? Kenapa kau minta maaf?”
“kau berusaha mengejarku tadi makanya kau terjatuh lagi dan kakimu makin parah. Seharusnya aku tadi tak perlu mengancam akan menelpon Jinyoung hyung”
Ia menundukkan kepalanya, bisa kurasakan saat ini ia benar-benar merasa bersalah padaku
“anieyo oppa. Nan gwenchana. Memang seharusnya aku istirahat kan?”
Ia menatapku lama dengan matanya yang sangat kusukai itu, lalu ia tersenyum dan berkata padaku lembut
“aku akan menjadi kakimu sampai kau sembuh”
Aku hanya terdiam kaget sekaligus merasa bahagia luar bisa karena kata-katanya itu.
“ehem…ehem…” kami berdua menoleh kearah suara itu
“apa kalian lupa kalau kami ada disini? Atau kalian hanya pura-pura lupa?”
Jia eonnie menggodaku dan Wooyoung oppa yang sejak tadi benar-benar lupa bahwa diruangan ini masih ada orang lain selain kami.
Fei eonnie hanya tersenyum sedangkan Suzy terus saja menatap kami dengan mata penuh selidik.
“mianhae noona. Aku benar-benar tak bisa membedakan yang mana kau, yang mana dia” Wooyoung oppa menunjuk sebuah guci hiasan berbentuk monyet yang ada dibelakang  Jia eonnie
“mwo? Dasar kau! Kesini kau!” Wooyoung oppa sudah pergi secepat kilat sebelum Jia eonnie sempat menangkapnya. Aku, Suzy dan Fei eonnie hanya bisa tertawa melihat mereka berdua
ooOoo
Wooyoung’s POV
Tanganku bergerak diluar kendaliku dan menyentuh kakinya yang sakit
“gwenchana?” tanyaku tanpa memandangnya, aku takut ia melihat wajahku yang saat ini juga pastinya semerah udang rebus.
Untung saja member Miss A yang lain sudah kembali latihan sehingga sekarang aku bisa berdua saja dengan Min.
“gwenchana oppa. Sudah hampir 10x kau bertanya padaku, apakah aku tampak selemah itu” ia menunjukkan otot tangannya padaku, kami berdua sama-sama tertawa
“aku hanya ingin memastikan saja, tak perlu pamer otot segala. Apa kau mengejekku karena aku tidak ada ototnya?” aku memandangnya dengan pandangan curiga
“BINGO! Akhirnya terbaca juga. Aku fikir kau tak akan mengerti oppa”
“mwo? Aishh, anak ini benar-benar menantangku rupanya”
Aku menggelitiki Min dan membuatnya tertawa sampai mengeluarkan air mata
“aww!” teriaknya sambil memegangi kakinya
“ah, mian. Aku tak sengaja. Gwenchana?”
“oppa” ia menatapku tajam “sekali lagi kau bertanya ataupun mengucapkan kata ‘gwenchana’ aku akan mengusirmu dari sini. Mengerti?” ia mengancamku tapi tetap dengan ekspresi manisnya
“okay” aku tersenyum membalas senyuman puas diwajahnya
Aku akan melakukan apapun yang kau inginkan Min, asal selamanya aku bisa terus begini. Disisimu, melindungimu, walaupun hanya sebagai temanmu.
Baru beberapa menit yang lalu kami sama-sama tertawa, sekarang kami sama-sama terdiam tak tahu akan berkata apa lagi.
Keadaan seperti ini benar-benar kaku dan mengacaukan detak jantungku, bahkan sepertinya mampu mendengar suara detak jantungku yang kecepatannya mengalahkan kecepatan roller coaster.
Tanganku masih berada dikakinya, berusaha memberikan rasa hangat padanya. Tiba-tiba ia memegang tanganku dengan kedua tangannya.
Aku langsung melihat kearahnya dengan perasaan kaget sekaligus senang. Ia menatap tanganku yang saat itu masih dipeganginya lalu ia menatapku sambil tersenyum
“gomawo, oppa”
“untuk?”
“selalu disisiku dan menjagaku. Selalu menyayangiku..” ia menghentikan kata-katanya dan terlihat berfikir sesaat, “selalu menyayangiku seperti adikmu sendiri”
Ia tersenyum padaku. Tanpa menyadari betapa menyakitkannya kata-kata yang ia katakan tadi.
Tapi memang benar, selama ini Min hanya menganggapmu sebagai kakaknya. Jangan pernah berharap lebih Wooyoung. Kau terlalu bodoh.
Dengan berat hati kupaksa diriku untuk membalas senyumannya. Semoga kau tak melihat kepedihan dihatiku ini, Min-ah.
ooOoo
Author’s POV
Hongki berjalan perlahan memasuki pintu masuk kantor JYP Entartainment.
Ia sekali lagi mencium seikat bunga mawar yang sekarang dibawanya, memastikan bahwa bunga itu masih sama wanginya seperti pertama membelinya tadi.
Matanya berkeliling mencari ruangan yang tepat, Junsu yang baru keluar dari ruang latihan melihat Hongki dengan ekspresi bingungnya.
“Hongki-sshi?”
“ah, Junsu hyung. Untung ada kau” Hongki langsung menghampiri Junsu
“ada apa? Kenapa kau disini?”
“aku ingin bertemu Min-sshi” jawab Hongki malu-malu
“Min-ah? Dia mungkin sedang istirahat disana” Junsu menunjuk sebuah ruangan diujung lorong
“oh baiklah, terima kasih hyung”
Hongki menunduk memberi salam pada Junsu lalu pergi menuju ruangan yang tadi ditunjukknya. Dan sekali lagi Hongki mencium bunga yang dibawanya
Hongki berdeham satu kali lalu mengetuk pintu. Tidak ada respon. Hongki mengetuk sekali lagi dengan lebih keras, tapi tetap tak ada respon
Hongki membuka pintu perlahan dan mengintip kedalam. Ia melihat Min sedang tertidur pulas
ooOoo
Hongki’s POV
Ia tertidur dengan wajah malaikatnya. Gadisku ini tak pernah sekalipun tampak cacat dimataku.
Aku terus memandanginya lekat-lekat. Wajah dan image glamour yang dimilikinya saat berada dipanggung benar-benar hilang saat ia tertidur.
Ia terlihat seperti malaikat, gadis ini memang malaikatku.
Entah berapa lama aku memandanginya, aku juga sama sekali tidak ingin beranjak dari tempat dudukku ini. Aku ingin begini selamanya, ada disisinya dan menjaganya
Tanganku bergerak untuk membelai rambutnya, bisa kurasakan bahagianya hatiku saat ini berada disisi orang yang sangat kucintai. Min sepertinya menyadari kehadiranku dan perlahan membuka matanya.
Ia melihatku, dengan mata bulatnya ia memandangku. Ekspresinya lucu, kaget bercampur malu. Aku tersenyum padanya
“annyeong” sapaku padanya
“oppa, kenapa kau ada disini?”
Ia berusaha untuk duduk. Aku membantunya dan menyadari perban dikakinya.
“kakimu kenapa?”
“keseleo tadi saat latihan” jawabnya sambil merapikan rambutnya
“kenapa tak memberitahuku?” protesku
“aku tak apa-apa. Lagipula kenapa harus memberitahumu?” ia menjulurkan lidahnya, mengejekku
“aku kan fansmu. Kau lupa? Setiap saat kau harus mengupdate info tentangmu untuk fansmu. Terutama fans spesial seganteng aku”
Min tertawa mendengar ucapanku. Akupun tertawa melihat wajahnya yang bulat saat tertawa
“gwenchana? Masih sakit tidak?” aku memegang kakinya hati-hati
“gwenchana oppa. Masih agak sakit tapi sudah tak apa. Dokter bilang seminggu aku pasti sudah sembuh”
“seminggu? Jadi kau akan disini atau pulang ke dorm?”
“kemungkinan disini, karena member lain harus tetap latihan dan aku tak mungkin sendirian dirumah dalam keadaan begini. Jangankan berjalan, bergerak saja aku takut”
“baiklah kalau begitu” aku berdiri dan bertolak pinggang
“wae?” Min melihatku dengan tatapan bingung
Aku menempelkan kedua tanganku dipipinya yang sangat chubby itu dan mendekatkan wajahku dengan wajahnya, menatap matanya yang kebingungan serta wajahnya yang langsung berubah merah
“aku akan menjadi kakimu selama seminggu penuh” jawabku mantap
Ia tak menjawab, sepertinya terlalu kaget dengan ucapanku. Aku juga terdiam menunggu reaksinya sambil tetap menikmati kedekatan kami berdua saat ini.
Kuperhatikan poninya, alisnya, pipinya, hidungnya, bibirnya lalu matanya yang indah itu. Tapi kulihat matanya tak lagi terfokus kepadaku, ia melihat kearah pintu. Aku pun melihat kearah pintu, tapi tak ada siapa-siapa disana
“ada apa Min-ah?” tanyaku
“tidak, sepertinya tadi aku melihat pintu ditutup seseorang” jawabnya dengan ekspresi aneh
ooOoo
Wooyoung’s POV
“apa? Hongki disini?”
“iya” jawab Junsu hyung pendek
Aku kaget sebenarnya, tapi tetap berlagak santai. Aku berusaha tak memperdulikannya, dan melanjutkan latihanku.
Tapi tubuhku sepertinya tak sejalan dengan hatiku. Aku merasa tak tenang bahkan tubuhku terus saja memaksaku untuk keluar dari ruangan ini.
Aku tak boleh begini, aku dan Min hanya berteman. Tak boleh ada rasa apapun diantara kami. Kugelengkan kepalaku kuat-kuat untuk menyangkal semua perasaan dihatiku sekuat mungkin.
Aku tak mau bertindak bodoh dan mengacaukan pertemanan kami dan semuanya
Kupaksakan diriku untuk terus latihan, meskipun dari tadi gerakanku selalu tidak sesuai dengan koreografi yang ada. Aku juga beberapa kali tersandung kakiku sendiri.
Aku berhenti, tertawa lirih pada diriku sendiri dan menyerah. Aku duduk dan menghela nafas panjang ratusan kali. Nichkhun hyung duduk disampingku dan memandangku dengan pandangan aneh
“babo” ucapnya pelan
“mwo?” aku memandangnya bingung
“kau mencemaskannya kan?”
Aku menghela nafas, menyetujui ucapannya.
Tapi kemudian, eh? Dari mana Nichkhun hyung tau? Bodoh sekali kau ini Wooyoung, kenapa kau malah mengakuinya? Ayo cepat berbohonglah! Perintahku pada diriku yang bodoh ini
“eh, siapa hyung?” aku memasang wajah bingung yang sepertinya ketahuan olehnya
“Min” BINGO! Tepat sasaran hyung
“mwo?! Anieyo” aku menyangkalnya dan memalingkan wajahku
“kau fikir aku bodoh? Dari tadi kau tak tenang, kau fikir aku tak tahu penyebabnya?”
“anieyo. Jeongmal” aku memasang wajah polos, meyakinkannya
“kau masih tidak mau jujur?” ia mengancamku dengan tatapannya, aku menundukkan wajahku. terlalu takut untuk menatap matanya. Takut ia tahu semuanya
“Uyoung-ah” ia memanggilku dengan nada suara santai tapi menakutkan. Kuangkat wajahku dan kulihat ia sedang memandangku cemas, marah, kesal yang bercampur jadi satu
“hyu~~ng” aku merengek padanya agar ia berhenti
“tidak, aku tak akan berhenti kecuali kau kesana dan menemuinya. Pastikan tak ada yang terjadi diantara mereka berdua”
Aku menatapnya sambil berfikir. Ia memang orang yang paling tak bisa kubohongi didunia ini selain ibuku.
Nichkhun hyung selalu tau kalau aku menyembunyikan sesuatu atau ketika aku sedang merasa terganggu. Ia menatapku tajam lalu menepuk pundakku
“pergilah Uyoung-ah. Ikuti kata hatimu”
Aku terdiam cukup lama. Banyak hal berkecamuk dihatiku dan membuatku benar-benar bingung harus bagaimana.
Kupejamkan mataku dan melihat senyuman Min didalam fikiranku. Aku menarik nafas panjang satu kali lalu mengambil keputusan.
Aku bangkit dari tempat dudukku dan berlari keluar ruang latihan. Otakku tak lagi bekerja, instingku yang menguasaiku saat ini.
Semuanya seperti dibawah kendali hatiku, dan hatiku menyuruhku untuk menemuinya.
Aku berhenti didepan pintu ruang istirahat dan menarik nafas panjang. Perlahan kubuka pintu dan mengintip kedalam.
Sesuatu hal yang sangat kusesali dalam hidupku, kenapa aku tak mengetuk pintu dulu? Dasar bodoh!
Disanalah mereka, saling berhadapan dan saling bertatap-tatapan. Wajah mereka sangat dekat, bahkan terlalu dekat.
Dan tangannya? Tangannya memegang kedua pipi Min, sesuatu yang sangat kuinginkan sejak dulu.
Hatiku seperti diiris-iris karena pemandangan itu. Buru-buru kututup pintu dan pergi dari sana.
Kakiku seperti mati rasa, terlalu berat untuk kulangkahkan. Otakku, jiwaku bahkan tubuhku semuanya seperti mati rasa.
Aku melangkahkan kaki seperti seorang zombie yang berjalan ditanah berlumpur. Kutengadahkan kepalaku menahan air mata yang ingin keluar, nafasku sesak, seperti ada yang sedang memukul-mukul dadaku saat ini
“oppa~~” panggil sebuah suara dari kejauhan
Perempuan itu berdiri sambil melambaikan tangannya memanggilku, menyuruhku mendekat kearahnya dan datang kesisinya.
Kulihat wajahnya yang tersenyum riang padaku, matanya yang menatap langsung kemataku. Dan yang aku tau, cintanya yang selalu diberikannya padaku. Hanya padaku.
Benar, Wooyoung-ah. Ini yang seharusnya kulakukan sejak awal. Perempuan yang sekarang memanggilku inilah yang seharusnya aku bahagiakan, bukan Min.
Perempuan yang selalu ada untukku inilah yang seharusnya ada dimataku, bukan Min. Dan perempuan yang mencintaiku inilah yang seharusnya juga aku cintai, bukan Min.
Hatiku terasa sakit ketika mengingat namanya, siluet kejadian tadi masih menari-nari dikepalaku
Aku –sekali lagi- menarik nafas panjang dan menenangkan hatiku lalu melambaikan tangan padanya, menjawab panggilan itu
“Ne, Jiyeon-ah”
Aku menatapnya dan berjalan mantap kearahnya.
ooOoo
Author’s POV
Wooyoung melangkahkan kakinya kearah Jiyeon tanpa menoleh sedikitpun. Ia berusaha berjalan dengan tetap tegak meski kala itu hatinya terasa remuk dan hancur. Ia mendekati gadis dihadapannya itu dengan senyum buatannya
“oppa~~” Jiyeon memeluknya dengan manja, Wooyoung hanya diam saja
Jiyeon menarik tangan Wooyoung menuju sebuah tempat duduk didepan ruang latihan, Wooyoung hanya menurut tanpa berkata apapun
“oppa? Kenapa aku telepon tak kau angkat?”
“hp ku ada didalam tas, dan aku sedang latihan tadi”
“latihan? Bukankah ini ruang latihanmu? Kenapa tadi kau dari ujung sana?”
Wooyoung terdiam sesaat mencari jawaban yang tepat untuk Jiyeon. Ia memejamkan matanya, menghela nafas, lalu menjawab
“aku mengantar Lee Hongki-sshi menjenguk Min”
Jiyeon memperhatikan ekspresi Wooyoung saat itu, seperti seseorang yang sedang menahan sakit
“oppa? Gwenchana? Kenapa wajahmu seperti itu?”
“gwenchana, aku hanya sedikit kelelahan”
Wooyoung memasang senyum palsunya agar Jiyeon tidak curiga. Jiyeon memeluk Wooyoung dan menyandarkan kepalanya didada Wooyoung
“akan kuhapus rasa lelahmu, oppa. Aku janji”
Wooyoung hanya diam saja, masih tak tahu harus melakukan apa. Fikirannya masih dipenuhi dengan bayangin Hongki & Min tadi. Jiyeon memeluk Wooyoung makin erat seakan menyadarkannya dari lamunannya.
Wooyoung memandang Jiyeon yang saat itu sendang menutup mata dan tersenyum sambil tangannya terus memeluk Wooyoung dengan erat.
Sekali lagi Wooyoung menyerah dan akhirnya tangannya pun bergerak untuk membelai lembut kepala Jiyeon, tak ingin menyakiti gadis lugu itu.
ooOoo
Min’s POV
Degg…
Jantungku terasa seperti melompat karena kaget saat Hongki oppa tiba-tiba mendekatkan wajahnya dengan wajahku.
Terlalu dekat, sampai akupun bisa merasakan nafasnya yang hangat. Kenapa ia begini? Jangan begini oppa, jangan paksa aku lagi
“aku akan menjadi kakimu selama seminggu penuh” ucapnya
Aku terlalu kaget untuk dapat bereaksi. Aku memandangnya penuh keheranan, mencoba mencerna kata-katanya barusan.
Apa lagi ini? Kakiku? Seminggu? Aku mencoba mengalihkan pandanganku dari matanya dan melihat kearah lain.
Mataku mengarah pada sebuah pintu tepat dibelakang Hongki-oppa, meskipun sedikit tertutup oleh tubuh Hongki oppa tapi aku masih bisa melihatnya.
Sebuah bayangan sosok yang sangat kukenal menutup pintu dengan sangat cepat. Terlalu cepat sampai akupun tak bisa melihat pasti wajahnya, tapi aku tahu siapa itu
Lagi-lagi aku terlalu kaget untuk bisa bereaksi. Lidahku kelu, tak bisa memanggil namanya.
Apa ia melihat semuanya? Kenapa ia pergi? Kenapa ia tak jadi masuk? Apa karena aku dan Hongki oppa tadi?
Jutaan pertanyaan muncul diotakku satu-persatu, aku sama sekali tak mampu menjawabnya. Aku tahu Wooyoung oppa sama sekali tak memiliki perasaan apapun padaku, ia semata-mata menganggapku adik kecilnya. Ayolah Min, mungkin tadi hanya perasaanmu saja
Seseorang menyadarkanku dari lamunanku, Hongki oppa. Astaga! Aku sampai lupa kalau ia masih disini dan wajahnya masih tepat berada didepan wajahku, membuatku merasa tak nyaman.
“ada apa Min-ah?” tanyanya bingung, aku terdiam sesaat
“tidak, sepertinya tadi aku melihat pintu ditutup seseorang”
Hongki oppa berbalik menatap pintu itu, sama sepertiku yang sekarang juga sedang menatap pintu itu dengan perasaan yang entah apa namanya.
Kecewa? Ya. Marah? Tentu, kenapa ia malah pergi. Tapi setelah kufikir lagi, kenapa aku harus begini?
Ia tak menyukaimu, Min. Sadarlah! Aku memerintah diriku sendiri yang konyol ini
Persis seperti orang idiot, bahkan tubuhku pun tak mau menuruti perintah otakku ini. Aku jadi manusia paling tidak rasional didunia ini.
Keinginanku ini benar-benar bodoh, tapi aku sendiri tak mampu menghentikannya. Permintaan konyol itu meluncur begitu saja dari mulutku.
“oppa” aku menatapnya yang kini duduk dihadapanku
“ne, ada apa?”
“bisa bantu aku berdiri? Aku ingin keluar sebentar” pintaku
“kau mau apa keluar?” ia menatapku dengan ekspresi bingung
“aku hanya ingin cari angin. Sudah seharian aku disini, pengap sekali rasanya” aku memberinya alasan yang aku sendiri yakin bahwa ia tahu aku sedang berbohong
“tapi kakimu bagaimana? Aku tak mau semuanya menjadi semakin parah”
“tak apa oppa, aku baik-baik saja”
Ya aku baik-baik saja, yang tidak beres adalah otakku. Kenapa aku harus memaksakan diri untuk keluar? Memastikan bahwa orang yang kulihat tadi adalah dia? Bodoh sekali kau ini Min!!!
Hongki oppa memandangiku dan melihat keseriusanku. Ia menghela nafas lalu dengan berat hati ia membantuku berdiri dan berjalan. Menopangku dengan bahunya yang hangat, seperti biasanya
Aku tertatih-tatih berjalan menuju pintu, sambil menyembunyikan rasa sakit yang kurasakan agar Hongki oppa tidak menyuruhku untuk kembali ketempat tidur.
Jantungku berdebar kencang ketika tanganku meraih kenop pintu dan memutarnya, seperti ada sesuatu yang tak menyenangkan diluar sana sedang menungguku
Dan benar saja, tepat disana, dihadapanku. Wooyoung oppa memeluk Jiyeon. Mereka berpelukan.
Tepat dihadapanku, mereka sedang BERPELUKAN. BER-PE-LU-KAN! Kuulang kata-kata itu agar menyadarkanku akan keputusan bodohku
Aku mematung, seolah menjadi keras seperti batu. Tubuhku tak bisa kugerakkan, bahkan bola mataku pun tak mau beranjak dari pemandangan menyakitkan itu.
Kurasakan tangan itu mencengkram bahuku dan menarikku kembali kedalam kamar lalu membalikkan tubuhku menjadi menghadap padanya.
Ia membenamkan kepalaku kedadanya dan memelukku erat, mencegahku melihat kearah rasa sakit yang kini kurasakan berasal
“oppa?” aku memandang wajahnya dengan mata berkaca-kaca
“jangan dilihat lagi. Mulai saat ini, hanya melihat kearahku saja. Hanya padaku”
Aku menatap matanya yang lembut. Air mataku keluar begitu saja satu-persatu. Ia kembali memelukku dengan erat.
Entah rasa sakit dihatiku ini atau karena pelukannya yang terlalu erat, dadaku terasa begitu sesak. Air mata yang sejak tadi kutahan tumpah begitu saja didada laki-laki yang tidak kucintai ini.
ooOoo
Author’s POV
Nichkhun keluar dari ruang latihan untuk menemui Park Jin Young. PD JYP Entertainment diruangannya.
Begitu melangkahkan kaki keluar ruangan, ia melihat Wooyoung sedang berpelukan dengan Jiyeon dibangku depan ruang latihan.
Keduanya sama-sama memejamkan mata sehingga mereka tidak menyadari bahwa Nichkhun sedang disitu memperhatikan mereka.
Nichkhun tak mengerti kenapa situasinya menjadi begini, tapi ia memutuskan untuk diam saja dan berjalan terus menuju tempat tujuannya.
Ia berjalan melewati ruang istirahat dan melihat pintunya dalam keadaan terbuka. Ia berjalan terus sambil sedikit melirik kearah ruang istirahat dan melihat dengan sangat jelas bahwa Hongki & Min juga sedang berpelukan.
Ia hanya bisa menggaruk kepalanya bingung sambil terus menuju ruang PD nya.
To be continue…

ooOoo

Annyeonghaseyoooo readers… *bow*
Pertama kalinya nih bikin fanfic dan langsung bikin tentang 2PM. Selama ini cuma buat cerpen-cerpen biasa, itupun belum pernah dipost dimanapun.
Maaf kalau ada readers yang rada bingung dengan pemilihan cast, berhubung author adalah fansnya Wooyoung & Min, jadi author putusin buat jadiin mereka sebagai main cast di ff ini.
Moga aja ceritanya gg ngebosenin dan bisa terus berlanjut sampai chapter terakhir, itupun atas dukungan readers semuanya.
Kritik dan saran bener-bener dibutuhin buat bikin cerita yang lebih menarik lagi.
Terima kasih banyak buat semua yang pada udah baca cerita ini. I promise I’ll work really hard for the next chapter.
Khamsahamnida… ^^ *bow*

Opmerkings

Gewilde plasings van hierdie blog

Lirik Lagu Infinite Lately (White Confession) with Translate